Jakarta (pilar.id) – Sidang Umum Ke-44 ASEAN Inter Parliamentary Assembly (AIPA) telah dimulai dengan kepala DPR RI, Puan Maharani, yang juga menjadi Presiden AIPA 2023, menegaskan bahwa sidang forum parlemen se-Asia Tenggara ini akan memperkuat efektivitas Five Point Consensus ASEAN dalam menangani konflik di Myanmar.
Puan mengungkapkan, “Kami di Indonesia memiliki tekad kuat untuk menciptakan perdamaian di Myanmar. Dalam forum AIPA, seluruh negara ASEAN juga bekerja bersama untuk mendorong terciptanya perdamaian sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat.”
Pernyataan tersebut dikeluarkan oleh Puan dalam konferensi pers setelah memimpin sidang Komite Eksekutif AIPA di Hotel Fairmont, Senayan, Jakarta, pada hari Minggu (6/8/2023). Five Point Consensus ASEAN mengandung lima poin utama yang menjadi panduan penting bagi negara-negara ASEAN dalam membantu Myanmar mengatasi krisis politiknya.
Five Point Consensus ini adalah hasil keputusan para pemimpin ASEAN yang diambil pada pertemuan di Jakarta pada 24 April 2021, kurang dari dua bulan setelah junta militer Myanmar menggulingkan pemerintahan sipil yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi.
Berdasarkan data Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, hampir 3.000 orang tewas dan lebih dari 17.000 telah ditangkap di Myanmar sejak militer mengambil alih pemerintahan sipil pada 1 Februari 2021.
Lima poin konsensus tersebut mencakup bantuan kemanusiaan, penghentian kekerasan, dialog inklusif, pembentukan utusan khusus, dan kunjungan utusan khusus ke Myanmar. Puan menjelaskan bahwa melalui Sidang AIPA, negara-negara ASEAN diharapkan dapat mengoptimalkan efektivitas kelima poin tersebut untuk mencapai perdamaian di Myanmar.
“Dalam jaringan regional dan internasional, peran strategis parlemen dalam menemukan solusi untuk krisis di Myanmar sangatlah penting,” tegas Puan, yang juga menjadi perempuan pertama yang memegang posisi Ketua DPR RI.
Isu perdamaian di Myanmar, menurut Puan, sejalan dengan Presidensi Indonesia di AIPA. Ia menyatakan bahwa parlemen harus semakin responsif terhadap tantangan yang mempengaruhi masyarakat ASEAN di kawasan tersebut.
“Pelaksanaan Sidang Umum AIPA ke-44 ini sangat tepat. Saat ini kita menghadapi ketegangan akibat persaingan kekuatan besar di kawasan, perubahan iklim yang mengkhawatirkan, dan gangguan rantai pasokan global,” ungkap Puan.
Puan memimpin Sidang Komite Eksekutif AIPA yang dihadiri oleh 9 Ketua Delegasi anggota AIPA, anggota parlemen, dan Sekretaris Jenderal AIPA, Siti Rozaimeriyanty Dato Haji Abdul Rahman. Sidang ini merupakan bagian dari rangkaian Sidang Umum AIPA ke-44, yang berlangsung mulai tanggal 5 hingga 11 Agustus dan dihadiri oleh 9 Ketua Parlemen dari ASEAN serta perwakilan dari 18 negara Observer dan Tamu, serta 9 Organisasi Internasional.
Selain mendukung Five Point Consensus untuk Myanmar, Sidang Umum AIPA ke-44 akan membahas berbagai isu, termasuk menurunkan ketegangan geopolitik di Asia Tenggara dan mempromosikan ekonomi hijau melalui energi terbarukan. Puan berharap sidang tersebut akan menghasilkan komitmen bersama di antara parlemen negara-negara ASEAN.
“Pada akhir Sidang Umum AIPA ke-44, kami berharap dapat mencapai Komunike Bersama yang mencerminkan komitmen kuat parlemen dalam menjadi bagian solusi dan memberikan rekomendasi terhadap berbagai krisis yang dihadapi,” tutup Puan. (hen/hdl)