Jakarta (pilar.id) – Budiman Sudjatmiko, Direktur Juru Debat Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, memberikan tanggapan keras terhadap tudingan Anies Baswedan terhadap Prabowo dalam debat perdana Pilpres 2023.
Menurut Budiman Sudjatmiko, Anies seharusnya tidak menilai moralitas Prabowo terkait perannya sebagai oposisi. Ia mengingatkan bahwa Anies, ketika masih kuliah, tidak pernah berada di posisi oposisi.
“Anies Baswedan mengatakan Pak Prabowo tidak kuat menjadi oposisi. Kebetulan, dari yang saya tahu, Anies juga tidak pernah berada di posisi oposisi, baik saat kuliah maupun setelahnya,” kata Budiman di depan awak media, Selasa (12/12/2023) malam.
Jadi, lanjut dia, ia belum pernah melihat Anies menjadi oposisi, baik di satu angkatan atau beda jurusan. “Intinya, orang yang menilai juga tidak pernah berada di posisi oposisi,” kata Budiman.
Ia kemudian membagikan pengalaman pribadinya saat masa Orde Baru, di mana ia dikenal sebagai aktivis yang menentang rezim saat itu. Meskipun demikian, sekarang ia telah memutuskan untuk bergabung dan mendukung Prabowo dalam Pilpres 2024.
Ia juga menyoroti pertanyaan tentang hak moral orang lain yang menilai keputusannya tersebut dengan alasan takut kelaparan dan takut menjadi miskin.
“Pak Prabowo tidak menjadi oposisi, tetapi saat Orde Baru, beliau sebenarnya menjadi seseorang yang tersingkirkan dari kekuasaan. Pertanyaannya, atas dasar hak moral apa orang lain menyuruh saya kelaparan karena takut miskin? Pak Prabowo tidak menjadi oposisi, tetapi ketika Orde Baru, beliau sebenarnya menjadi seseorang yang tersingkirkan dari kekuasaan. Jadi, pertanyaannya kepada saya ketika saya bergabung dengan Pak Prabowo, ‘Budiman tidak tahan lapar, tidak tahan miskin.’ Pertanyaannya, atas dasar moral apa orang lain itu menyuruh saya kelaparan,” tegasnya.
Mengenai debat capres, Budiman berpendapat bahwa forum dengan waktu terbatas seharusnya digunakan secara optimal untuk mendiskusikan ide dan gagasan dari calon presiden lainnya.
“Ini adalah pertanyaan yang angkuh, sangat congkak. Misalnya, ada seseorang yang awalnya miskin menjadi kaya, dan kemudian dikatakan, ‘Wah, kamu tidak tahan miskin.’ Pertanyaannya, atas dasar hak moral apa seseorang yang bertanya itu? Mengapa, dalam waktu terbatas debat pilpres, tidak digunakan untuk menggali ide-ide, melainkan untuk menilai moral,” tegasnya lagi. (hen/hdl)