Surabaya (pilar.id) – Pandemi Covid-19 meninggalkan jejak persoalan yang di beberapa tempat masih belum terselesaikan. Salah satunya seperti yang terjadi di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Sejak Juli 2022, sejumlah perusahaan dan pabrik tempat ini memberlakukan pemutusan hubungan kerja dengan beberapa karyawannya.
Kebijakan ini muncul akibat perubahan yang muncul di lini manajemen akibat pandemi Covid-19, terhadap profitabilitas industri tertentu. PHK ini berdampak pada pekerja produksi, administrasi, dan keamanan. Dan yang pasti, PHK membuat banyak orang kehilangan pekerjaan.
Menyikapi hal ini, beberapa mahasiswa Fakultas Komunikasi dan Media Bisnis (FIKOM) Universitas Ciputra berinisiatif mengadakan sosialisasi untuk membantu meringankan beban ekonomi para individu tersebut dengan melatih mereka dalam kreativitas dan kewirausahaan.
Untuk itu, para mahasiswa FIKOM UC ini menggandeng Wadah Asah Solidaritas (Wadas), sebuah program di bawah Yayasan Kaish Bangsa Surabaya (YKBS), untuk program kewirausahaan ‘Sabun Multifungsi’.
Program ini membantu anggota masyarakat yang tidak memiliki keterampilan kerja atau kewirausahaan untuk menjadi mandiri dan menyediakan produk yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pelatihan pembuatan sabun berlangsung di Desa Pasrepan, Pasuruan, Jawa Timur.
“Kegiatan ini merupakan contoh nyata bagaimana kita dapat meningkatkan kreativitas, kegiatan ekonomi, dan minat berwirausaha pada ibu-ibu PKK,” kata Hilda Yunita Wono, dosen FIKOM UC.
Melalui program ini ibu-ibu PKK diajari cara membuat sabun multifungsi, sabun yang bisa digunakan untuk mencuci baju dan piring.
Persiapan acara ini berjalan lancar, dengan partisipasi yang antusias dari ibu-ibu kabupaten Bugulkidul yang menyambut hangat para siswa dan semangat membuat sabun.
Acara dimulai dengan mendapatkan izin dari pemerintah setempat, dilanjutkan dengan persiapan dan diskusi dengan ibu-ibu setempat, dan menjadwalkan pelatihan ‘Sabun Multifungsi’.
Masyarakat sangat merasakan manfaat dari acara sosialisasi ini. Salah seorang ibu setempat menyatakan, “Saya merasa terbantu dengan kehadiran para siswa ini dan akan diajarkan cara membuat sabun yang biasanya mahal jika harus membelinya setiap minggu. bisa membuatnya sendiri dan, jika bagus, jual ke orang lain”.
Acara sosialisasi ini merupakan langkah untuk meningkatkan perekonomian para mantan pekerja di Pasuruan, serta meningkatkan kewirausahaan dan kreativitas masyarakat. (ret/hdl)