Bandung (pilar.id) – Beberapa riset menunjukkan adanya peningkatan kasus stroke pada kelompok usia muda, bahkan anak-anak. Stroke biasanya terkait dengan faktor risiko seperti usia tua, tekanan darah tinggi, diabetes, dan penyakit jantung. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, terdapat peningkatan kasus stroke pada populasi yang lebih muda.
Studi yang diterbitkan dalam jurnal Pediatrics pada tahun 2019 menunjukkan bahwa jumlah anak-anak yang dirawat di rumah sakit akibat stroke meningkat secara signifikan selama dua dekade terakhir.
Penelitian ini melibatkan data dari rumah sakit di Amerika Serikat dan menemukan bahwa jumlah kasus stroke pada anak-anak usia 0-18 tahun meningkat dari sekitar 2,4 per 100.000 pada tahun 1995 menjadi sekitar 3,7 per 100.000 pada tahun 2012.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko stroke pada anak-anak termasuk kelainan pembuluh darah, kelainan jantung bawaan, infeksi, penyakit genetik, dan gangguan pembekuan darah.
Selain itu, gaya hidup tidak sehat seperti pola makan yang buruk, kurangnya aktivitas fisik, dan kelebihan berat badan juga dapat berkontribusi terhadap peningkatan risiko stroke pada anak-anak.
Penting untuk dicatat bahwa meskipun stroke pada anak-anak masih relatif jarang terjadi dibandingkan dengan populasi dewasa, namun kasus-kasus ini menunjukkan adanya kebutuhan untuk meningkatkan pemahaman tentang faktor risiko dan tanda-tanda stroke pada populasi muda.
Pola makan buruk pada anak
Para orang tua sebaiknya serius memperbaiki pola makan buruk dan aktivitas fisik yang minim pada anak sejak dini. Semakin cepat tindakan diambil, semakin baik bagi kesehatan anak. Membentuk kebiasaan hidup sehat sejak usia dini dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi kesehatan anak dan dapat mengurangi risiko stroke serta masalah kesehatan lainnya di kemudian hari.
Idealnya, pola makan sehat dan gaya hidup aktif harus menjadi bagian yang terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari anak sejak mereka masih balita. Ini berarti memperkenalkan makanan sehat seperti buah-buahan, sayuran, sumber protein sehat, dan biji-bijian utuh kepada anak sejak awal, serta membatasi konsumsi makanan olahan yang tinggi gula, garam, dan lemak jenuh.
Selain itu, penting bagi anak untuk aktif secara fisik setiap hari. Anak-anak sebaiknya diarahkan untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan fisik seperti bermain di luar, bersepeda, berenang, atau mengikuti olahraga yang mereka minati. Batasi penggunaan media elektronik dan waktu duduk yang berlebihan.
Tindakan perbaikan pola makan buruk dan aktivitas fisik yang minim harus dimulai sejak dini dan menjadi bagian yang konsisten dalam kehidupan anak. Namun, tidak pernah terlambat untuk memulai perubahan gaya hidup sehat. Orang tua dapat mengambil langkah-langkah kecil dan secara bertahap memperbaiki pola makan dan aktivitas fisik anak mereka, dengan memberikan contoh yang baik dan melibatkan anak dalam pengambilan keputusan tentang makanan dan aktivitas mereka.
Penting untuk mencari dukungan dari profesional kesehatan seperti dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan pedoman yang sesuai dengan kebutuhan anak. Dengan perhatian dan tindakan yang tepat, orang tua dapat membantu anak mereka mengembangkan pola makan sehat dan gaya hidup aktif yang akan membawa manfaat jangka panjang bagi kesehatan mereka. (ret/hdl)