Blitar (pilar.id) – Sektor peretanian merupakan salah satu penyerap tenaga kerja terbesar di Wilayah Jawa Timur seperti yang terjadi di kabupaten Blitar. Jumlah tenaga kerja yang mampu diserap berada di sekitar 1/3 lapangan pekerjaan.
Namun, hal ini masih belum bisa diimbangi dengan sumbangsih di bidang ekonomi dari sektor pertanian. Sebab, sektor ini hanya mampu memberikan peranan sebesar 11% sampai 12 % saja.
Menurut Wakil Gubernur Jawa, Timur Emil Elestianto Dardak yang menjadi kendala adalah nilai tambah dari hasil pertanian yang belum maksimal. Menurutnya, untuk bisa memaksimalkan nilai tambah dari hasil pertanian ini, peranan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sangatlah penting.
Hal itu disampaikan dalam bimtek Perserikatan Bumdes Indonesia (PBI) Blitar di Wisata Kampung Cokelat, Kademangan, Kab. Blitar, pada Rabu (9/3/2022)”Peran Bumdes harus diposisikan dengan tepat, salah satunya mewadahi ekspor dan mewadahi pasar, inilah yang memang sekarang kita dorong,” ucapnya.
Wagub Emil berharap dengan adanya perserikatan BUMDES yang telah dibentuk bisa menjaring kerjasama dan meningkatkan kepercayaan kredibilitas dengan lembaga swasta agar angka bisa lebih bertambah.
Lebih lanjut, Emil mengajak PBI Kab. Blitar untuk bekerjasama dalam membuat program klinik BUMDes khusus Kab. Blitar agar menciptakan BUMDes yang memiliki manajemen pengelolaan yang professional dan berkualitas.
“Ibu Gubernur dan saya berkomitmen terhadap BUMDes, dan kepada offtaker yang hadir, percayalah kepada Bumdes yang ada di Blitar karna saya bersama mereka, serta kami sebagai pemerintah hadir untuk mempermudah dan memfasilitasi,” ucapnya.
“Karena yang paling penting ini bukan hanya modal tapi manajemennya pengelolaannya apalagi kalau sudah ekspor itu kan bicara masalah kualitas,” imbuhnya.
Dirinya juga meminta kepada sektor perbankan khususnya Bank Jatim untuk melirik dan memberi dukungan pendanaan bagi BUMDes.
“BUMDes gak selalu masalahnya adalah uang, yang susah nyari investasi yang kemungkinan balik untungnya besar, pokoknya jenengan kalau sudah punya kemampuan menanam, pembelinya jelas, dan ada perusahaan yang menjadi offtaker yang siap beli produk, Bank Jatim inshaallah siap untuk menyalurkan pendanaan,” terang Emil.
Dalam kaitannya dengan peluang ekspor, Emil berharap BUMDes menjadi inisiator dalam peningkatan kualitas suatu produk.
“Semisal pisang, pisang itu katanya kalau jenis Cavendish banyak bintik maka harganya turun, mulailah Bumdes yang milahin yang bagus-bagus di beli untuk ekspor, yang sisanya di supply kepada IKM-IKM yang mengelola pisang olahan atau untuk kebutuhan-kebutuhan lokal, hasilnya akan lebih banyak,” pungkasnya. (lin/fat)