Denpasar (pilar.id) – Tak kurang dari 250 orang muda di Bali, termasuk perempuan dan penyandang disabilitas, telah mempersiapkan diri untuk terjun ke dalam dunia kerja digital dan berlanjut dalam usaha kewirausahaan hijau.
Potensi ini terwujud melalui program pelatihan Ready to Work yang diselenggarakan oleh Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia), dengan dukungan penuh dari Citi Foundation.
Pada tahun 2022, Ready to Work diumumkan sebagai salah satu program yang mendapatkan hibah dari Citi Foundation (total hibah sebesar Rp 12 Miliar untuk 4 mitra di Indonesia), melalui inisiatif CitiPeka (Citi Peduli & Berkarya).
Program ini juga merupakan bagian dari Pathways to Progress, sebuah inisiatif global untuk memberdayakan ekonomi dan masyarakat yang didukung oleh Citi.
Puni A. Anjungsari, Country Head of Public Affairs, Citi Indonesia, mengatakan, sebagai bank global, Citi dan Citi Foundation berusaha menjawab tantangan ini dengan memanfaatkan bisnis, sumber daya manusia, dan kegiatan filantropi yang mereka miliki untuk mendukung pemberdayaan masyarakat serta pertumbuhan dan kemajuan ekonomi.
“Kami berharap melalui serangkaian pelatihan program Ready to Work dan dukungan terhadap usaha, kaum muda di Bali dapat terus mengembangkan usaha mereka, terutama dalam membangun usaha yang berdampak berkelanjutan bagi lingkungan dan sosial,” kata Puni.
Berdasarkan data dari lembaga riset SMERU (2020), sekitar 73 persen orang muda di Indonesia memiliki minat untuk menjadi wirausaha. Sementara itu, data dari BPS Provinsi Bali menunjukkan peningkatan jumlah angkatan kerja pada Februari 2023, mencapai 2,73 juta orang atau mengalami peningkatan sebanyak 43,79 ribu orang dibandingkan dengan Februari 2022.
Untuk mengatasi tantangan ini, program Ready to Work diimplementasikan di Bali. Dari 250 peserta pelatihan, 100 di antaranya telah berhasil menciptakan 70 unit bisnis hijau baru.
Bisnis-bisnis ini berfokus pada usaha-usaha berkelanjutan, seperti pengelolaan sampah, virgin coconut oil, anyaman, kopi, dan banyak lainnya. Melalui bisnis-bisnis baru ini, sebagian kaum muda juga telah berhasil menerapkan prinsip bisnis berkelanjutan dan memanfaatkan teknologi dalam pengelolaannya.
“Dengan perkembangan ini, para peserta telah menunjukkan kesiapan mereka untuk menjadi pelaku usaha dalam ekonomi sirkular. Oleh karena itu, Plan Indonesia mendorong semua pemangku kepentingan untuk terus memberikan dukungan agar kaum muda memiliki akses yang setara dalam memasuki dan bertahan di pasar yang semakin kompetitif,” ujar Dini Widiastuti, Direktur Eksekutif Plan Indonesia saat acara penutupan Ready to Work. (usm/ted)