Semarang (pilar.id) – Umat muslim berlomba untuk mendapat keutamaan pahala pada 10 hari terkahir Ramadhan. Berikut ada amalan penting yang bisa ditunaikan.
Ada empat amalan penting dalam 10 hari terakhir Ramadhan. Ternyata sangat mudah dan bisa dikerjakan oleh siapa saja.
Terutama saat sepuluh hari terakhir ada momentum Lailatul Qadar maka amalan ibadah pada hari itu menjadi sangat penting.
Untuk menyempurnakan sisa 10 hari terkahir di Ramadhan berikut ada amalan yang penting bisa ditunaikan.
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَجْتَهِدُ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مَا لاَ يَجْتَهِدُ فِى غَيْرِهِ.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan melebihi kesungguhan beliau di waktu yang lainnya.” (HR. Muslim, no. 1175)
Amalan Penting Selama 10 Hari Terakhir Ramadhan, melansir Inisiatif Zakat Indonesia:
1. Menghidupkan Malam Dengan Beribadah
Dikatakan oleh istri tercinta beliau, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha.
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ
“Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), beliau mengencangkan sarungnya (untuk menjauhi para istri beliau dari berjima’), menghidupkan malam-malam tersebut dan membangunkan keluarganya.”(HR. Bukhari, no. 2024 dan Muslim, no. 1174).
2. Memperbanyak Sedekah
“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan penuh harap, dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.” (Qs. As-Sajdah: 16).
Bersedekah di 10 hari terakhir tidak hanya diterjemahkan dengan zakat fitrah dan zakal mal, *tetapi juga dianjurkan memperbanyak sedekah* dalam rangka berbagi kebahagiaan kepada dhuafa.
3. Melakukan Iti’kaf
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ:- أَنَّ اَلنَّبِيَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَعْتَكِفُ اَلْعَشْرَ اَلْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ, حَتَّى تَوَفَّاهُ اَللَّهُ, ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ – مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa beri’tikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan hingga beliau diwafatkan oleh Allah. Lalu istri-istri beliau beri’tikaf setelah beliau wafat. (HR. Bukhari, no. 2026 dan Muslim, no. 1172).
4. Meraih Lailatul Qadr
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari, no. 1901).
Berikut doa ketika Malam Lailatul Qadr:
“ALLAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN TUHIBBUL ‘AFWA FA’FU’ANNI” (Ya Allah, Engkau Maha Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf, karenanya maafkanlah aku). (Aam)