Jakarta (pilar.id) – Semua negara saat ini sedang diancam oleh varian Omicron. Varian tersebut katanya menular lima kali lipat dibanding varian Delta. Salah satu cara untuk menangkal paparan virus corona, termasuk varian omicron, adalah dengan olahraga ringan di rumah.
Spesialis Kedokteran Olahraga Slim & Health Center Jakarta, dr Michael Triangtoe mengatakan, ada beberapa alasan seseorang malas melakukan olahraga di rumah. Mulai dari masalah tempat, ketiadaan alat pendukung, hingga kondisi badan yang lemas. Padahal, apabila orang tidak melakukan gerakan apapun, bisa menurunkan tingkat kesehatan dan imun tubuh.
“Karena itu, kita harus berusaha untuk bergerak, sambil berjalan bersamaan dengan proses pengaturan gizi yang cukup, dan olahraga,” kata Michael kepada Pilar.id, Jumat (10/12/2021).
Ia mencontohkan, masyarakat bisa melakukan gerakan atau olahraga aerobik ringan ketika berolahraga di rumah. Misalnya, melakukan gerakan seperti mengayuh sepeda di tempat tidur.
Hal itu dapat dipakai untuk meningkatkan metabolisme tubuh dan meningkatkan imunitas tubuh tanpa harus keluar rumah.
Untuk kegiatan atau olahraga di luar aerobik, kata Michael, msyarakat bisa melakukan latihan-latihan beban yang menggunakan berat badan sendiri atau disebut latihan kalistenik.
Misalnya untuk melatih lengan atas dan belakang yang pegal, bisa melakukan latihan dengan memegang botol air atau tas ransel, lalu dinaikkan dan turunkan. Gerakan tersebut dilakukan berulang.
“Itu kan tidak perlu pakai barbel atau dumbel,” ujarnya. Sedangkan untuk melatih otot perut, masyarakat bisa melakukannya hanya di atas kursi. Hanya duduk di kursi dan agak selonjoran sedikit dari sandaran. Lalu punggung tetap menyandar tapi bokong agak maju ke ujung kursi.
Kemudian, lanjut Michael, kedua tangan memegang pinggir kursi. Setelah itu, angkat kedua lutut ke wajah dan turunkan. Gerakan tersebut dilakukan secara berulang.
Kendati demikian, kemampuan setiap individu berbeda-beda. Maka dari itu, harus dipastikan sampai sejauh mana kemampuan setiap individu untuk melakukan gerakan-gerakan di atas.
Apabila setelah melakukan gerakan-gerakan tersebut membuat sesak nafas atau malah membuat badan menjadi nyeri, dia menyarankan agar segera berhenti melakukan olahraga.
“Berarti olahraga yang dilakukan terlalu berat,” tegasnya. Michael menjelaskan, durasi yang dianjurkan dokter dalam melakukan olahraga ringan di rumah ialah 150 menit per pekan.
Apabila melakukan olahraga lima hari dalam sepekan, artinya setiap individu dianjurkan melakukan latihan 30 menit per hari.
Meski begitu, durasi latihan bisa ditambah dan dikurangi, sesuai kebutuhan dan kemampuan masing-masing individu. “Dengan demikian, tidak ada alasan bagi setiap orang yang untuk tidak olahraga. Karena olahraga baik untuk kesehatan,” pungkasnya. (her)