Solo (pilar.id) – Kota Solo, Provinsi Jawa Tengah dilanda banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo.
Sabtu (18/2/2023) hari ini, luapan banjir yang terjadi di Kota Solo sudah sepenuhnya surut. Namun, Pemerintah Kota Solo tetap memberlakukan status Tanggap Darurat Bencana.
Sebab, kondisi banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo ini masih sangat mungkin kembali terjadi. Dimana, banjir ini telah menyebabkan 2 ribu masyarakat Kota Solo di sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo dan anak-anak sungainya menjadi korban.
Penetapan status tanggap darurat bencana tersebut, mula-mula diusulkan oleh Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka saat rapat koordinasi lintas organisasi perangkat daerah (OPD) di Ruang Natapraja, Balai Kota Solo, Jumat (17/2/2023) kemarin.
Status tanggap darurat bencana ini, menurut Sekertaris Daerah (sekda) Kota Solo, Ahyani Sidiq akan berlaku hingga 14 hari sejak ditetapkan.
“Setelah rapat itu, SK-nya langsung terbit,” jelas Ahyani di Kelurahan Gandekan, Solo setelah membagikan bantuan di pos pengungsian, Sabtu (18/2/2023).
Lebih lanjut Ahyani juga menjelaskan bahwa kondisi banjir yang terjadi di Solo sudah mulai surut. Hampir seluruh titik banjir saat ini sepenuhnya surut dari kondisi banjir.
Bahkan, masyarakat korban banjir juga sudah banyak yang kembali ke rumah masing-masing.
“Musimnya, kan belum pasti. Itu harus kita antisipasi juga. Di samping itu, kan kita masih kerja bakti untuk membersihkan (kawasan terdampak banjir),” terang Ahyani.
Penetapan status tanggap darurat bencana ini, juga disambut positif oleh Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solo, Nico Agus Putranto.
Nico menjelaskan bahwa dengan adanya penetapan status tersebut, BPBD Kota Solo bisa lebih leluasa melakukan mobilisasi sumber daya yang ada.
Selain itu, status tanggap darurat bencana ini juga memungkinkan Pemkot Solo menerima bantuan dari pihak swasta maupun perorangan. (fat)