Jakarta (pilar.id) – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatat sejarah dengan mencapai total aset sebesar Rp63,9 triliun pada semester I 2023, yang menunjukkan pertumbuhan sebesar 6,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Prestasi ini menjadi pencapaian terbesar sepanjang perjalanan bank pertama yang sepenuhnya berbasis syariah ini.
Indra Falatehan, Direktur Utama Bank Muamalat, menyatakan bahwa peningkatan total aset ini didorong oleh pertumbuhan pembiayaan sebesar 7,8 persen (yoy) menjadi Rp20,4 triliun. Pertumbuhan yang paling signifikan terjadi pada pembiayaan berbagi hasil (musyarakah) yang tumbuh 22,3 persen (yoy).
“Hasil ini menjadi indikator penting bahwa rencana perubahan Bank Muamalat berjalan dengan sukses. Di tengah tantangan bisnis yang ada, Bank Muamalat berhasil meraih pertumbuhan bisnis yang sehat dan keuntungan berkelanjutan,” ujarnya.
Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp47,6 triliun, mengalami pertumbuhan sebesar 5,2 persen (yoy), dengan komposisi dana murah (Current Account & Saving Account/CASA) mencapai Rp20,7 triliun.
Untuk mendorong pertumbuhan CASA, Bank Muamalat memaksimalkan penggunaan aplikasi mobile banking Muamalat DIN.
Aplikasi Muamalat DIN kini dapat digunakan untuk pendaftaran, pelunasan, dan pengecekan nilai manfaat dana haji di menu Bank Haji. Selain itu, nasabah juga dapat melakukan pembayaran rutin dan penarikan uang tunai di Indomaret tanpa menggunakan kartu.
Dalam hal layanan internet banking, Bank Muamalat meningkatkan penggunaan Cash Management System (CMS) bernama Muamalat Digital Integrated Access (Madina). Madina memberikan kemudahan kepada nasabah korporat dalam mengelola kas dan mengakses informasi keuangan secara cepat dan real-time.
Indra menegaskan bahwa kinerja positif ini berhasil meningkatkan profitabilitas Bank Muamalat. Pada 30 Juni 2023, laba sebelum pajak mencapai Rp40,9 miliar, mengalami pertumbuhan sebesar 52,1 persen (yoy).
Total modal Bank Muamalat mencapai Rp7,0 triliun per 30 Juni 2023. Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) pada akhir Juni 2023 mencapai 31,28 persen, jauh di atas batas yang ditetapkan oleh regulator.
Strategi Bisnis 2023
Salah satu strategi yang akan diimplementasikan untuk mendukung pembiayaan adalah mengubah seluruh Kantor Kas (KK) menjadi Kantor Cabang Pembantu (KCP) untuk meningkatkan penyaluran pembiayaan. Saat ini, bank syariah pertama di Indonesia ini memiliki 235 jaringan kantor yang terdiri dari 80 Kantor Cabang Utama (KCU), 128 Kantor Cabang Pembantu (KCP), dan 27 Kantor Kas (KK).
Pembiayaan Bank Muamalat akan difokuskan pada segmen ritel konsumen sebagai bagian dari strategi penajaman bisnis. Bank Muamalat telah ditunjuk oleh Kementerian Keuangan sebagai Bank Penyalur Gaji (BPG) bagi Aparatur Sipil Negara (ASN), membuka peluang untuk menawarkan pembiayaan konsumen seperti multiguna atau KPR bagi ASN.
Untuk memperkuat bisnis konsumen, Bank Muamalat telah meluncurkan Muamalat Associate Program (MAP) yang khusus untuk segmen ini. Selain itu, bank yang berdiri sejak tahun 1992 ini juga melakukan pergeseran dan peningkatan kualifikasi karyawan kantor pusat Bank Muamalat menjadi Relationship Manager (RM) yang melayani nasabah konsumen.
“Mulai tahun ini, fokus kami adalah pada segmen ritel, khususnya konsumen yang merupakan kompetensi inti Bank Muamalat. Strategi ini didukung oleh enterprise banking yang menjadi gerbang masuk,” tambah Indra.
Rencana Listing
Bank Muamalat memiliki rencana untuk mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Langkah ini akan berupa pencatatan tanpa penawaran umum, sehingga tidak ada perubahan pada kepemilikan saham. Meskipun Bank Muamalat telah menjadi perusahaan publik sejak 1993, sahamnya belum tercatat di BEI.
Tujuan pencatatan ini, selain untuk memenuhi persyaratan regulator, adalah memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memiliki saham Bank Muamalat dan meningkatkan likuiditas efek syariah di pasar modal.
“Kami berharap bahwa pencatatan saham Bank Muamalat di BEI akan berkontribusi pada perkembangan dan pertumbuhan pasar modal syariah di Indonesia,” tutupnya. (rio/hdl)