Bantul (pilar.id) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul tidak merekomendasikan bangunan-bangunan berdiri di tebing kawasan Bukit Bintang yang berada di wilayah Kecamatan Piyungan atau tepi Jalan Yogyakarta-Wonosari karena rawan terjadi longsor.
Bupati Kabupaten Bantul, Abdul Halim Muslih mengaku Pemkab tidak pernah memberikan rekomendasi dengan bangunan-bangunan yang berada tepat di tebing Bukit Bintang, apalagi setelah kejadian tebing longsor di Jalan Yogyakarta-Wonosari wilayah Kecamatan Piyungan pada Sabtu (29/10/2022) lalu.
“Kabupaten sesungguhnya tidak pernah memberikan rekomendasi adanya bangunan-bangunan di tebing Bukit Bintang. Longsor kemaren sampai mengikis badan jalan utama itu perlu ada kajian keamanan terhadap bangunan-bangunan yang ada di tebing wilayah Piyungan itu,” ucap Halim, Jumat (4/11/2022).
Bukit Bintang merupakan wisata malam yang berada tepat di pinggir jalan utama menuju Wonosari, Gunungkidul. Tempat ini, menawarkan keindahan pemandangan serta lampu jalan dan Kota Yogyakarta dengan sajian-sajian makanan khas Gunungkidul dari warung ataupun kedai kopi yang berjejer di tebing bukit tersebut.
Karena itu, lanjut Halim diperlukan kajian yang memadai terkait keamanan tebing tersebut, mengingat banyaknya bangunan-bangunan yang berada di kawasan Bukit Bintang. Selain itu, struktur bangunan warung-warung yang ada di tebing kawasan Bukit Bintang juga perlu dikaji dari sisi keamanan dan konstruksinya.
“Kedua hal tersebut perlu dikaji lagi, kira-kira tebing itu aman tidak, rawan tidak terjadi longsor apalagi sudah banyak bangunan di kawasan Bukit Bintang. Begitu juga dengan sisi keamanan, itu juga selalu kita pertanyakan, karena selama ini bangunan-bangunan itu berdiri sendiri tidak melalui perizinan,” ungkapnya.
Sementara itu, terkait penanganan longsor di tebing wilayah Kecamatan Piyungan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Pemda DIY dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat untuk segera melakukan penambalan guna mengantisipasi longsor kembali terjadi.
“Perlu dilakukan penambalan atau pengisian kembali lubang longsor lalu dibuat tebing, karena itu daerah rawan longsor, kalau tidak ada tebingnya suatu saat bisa longsor lagi,” tandasnya. (riz/hdl)