Jakarta (pilar.id) – Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyoroti berbagai informasi yang salah dan berpotensi hoaks terkait rencana renovasi Jakarta International Stadium (JIS) yang melibatkan pemerintah dan PSSI.
Diketahui, isu yang santer beredar di media sosial itu berhubungan dengan biaya renovasi JIS yang diklaim sangat besar.
Erick pun merasa terganggu dengan anggapan bahwa Stadion JIS yang awalnya dibangun dengan biaya Rp4,5 triliun-Rp5 triliun akan direnovasi dengan biaya yang sama.
“Ini adalah penyebaran informasi yang sangat menyesatkan,” tegas Erick di Jakarta, Jumat (7/7/2023).
Erick pun menjelaskan bahwa JIS hanyalah satu dari 22 stadion yang akan direnovasi dalam upaya transformasi sepak bola yang diajukan pemerintah dan PSSI kepada FIFA.
Erick menegaskan bahwa renovasi 22 stadion tersebut hanya memakan biaya sekitar Rp1,9 triliun. “Kita berharap perdebatan yang tidak produktif ini dapat dihentikan, dan kita ingin memperbaiki sepak bola tanpa melibatkan konteks politik. Ini adalah niat baik yang sungguh-sungguh, kita semua ingin memperbaiki,” ujar Erick.
Erick menilai bahwa isu tersebut sangat bertentangan dengan upaya keras pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan PSSI untuk menyediakan infrastruktur stadion yang memenuhi standar FIFA.
“Jangan sampai kita terjebak dalam polemik yang terus-menerus seperti ini. Bahkan Pak Anies Baswedan sendiri sudah menyampaikan bahwa stadion JIS adalah milik Indonesia, milik kita semua, dan terbuka untuk perbaikan,” tambah Erick.
Erick menjelaskan bahwa Piala Dunia U-17 adalah momen besar yang harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Erick tidak ingin mengulangi kegagalan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 dan mencoreng nama Indonesia di kancah sepak bola internasional.
“Ada yang mengatakan bahwa Piala Dunia U-17, U-20, dan Piala Dunia senior berbeda, namun pada dasarnya semuanya merupakan kejuaraan dunia. Kita tidak boleh lagi gagal, kita tidak boleh menggagalkan diri sendiri. Mari kita berkomitmen untuk menyukseskan Piala Dunia U-17 dan membuktikan kepada dunia bahwa kita mampu, kita tidak boleh terus gagal,” tandas Erick. (ted)