Jakarta (pilar.id) – Sebanyak 232 ribu kasus demam terjadi di Korea Utara. Dari jumlah tersebut, dilaporkan bahwa enam penderita diantaranya telah meninggal dunia.
Kejadian ini berlangsung selama sehari terakhir dan diduga merupakan serangan wabah Covid-19. Hal ini disampaikan oleh kantor berita milik pemerintah Korea Utara, KCNA pada Rabu (18/5/2022).
Meskipun begitu, pemerintah Korea Utara tetap bersiskukuh bahwa kasus demam yang mirip dengan gejalan Covid-19 tersebut merupakan bagian dari penyebaran pandemi.
Lebih jauh lagi, kasus tersebut bukan pertama kalinya terjadi. Sejak April 2022 lalu, dilaporkan sudah terjadi kasus demam serupa yang menjangkiti 1,17 juta masyarakat Korut. Bahkan, 62 orang diantaranya telah meninggal dunia.
Dari jumlah kasus tersebut, lebih dari 1 juta penderita telah dinyatakan sembuh. Sedangkan sebanyak 691.170 pasien lainnya masih menjalani perawatan.
Pemerintah meminta apotek untuk tetap buka 24 jam setiap harinya. Militer dikerahkan untuk membantu pengaturan pasokan medis.
Pada Selasa (17/5/2022), pemimpin Korut, Kim Jong Un saat berpidato pada pertemuan Politbiro Komite Sentral Partai Buruh Korea (WPK) mengkritik para pejabat lantaran tidak mengambil langkah nyata yang tepat untuk mencegah wabah virus.
“Sikap pejabat-pejabat tinggi negara yang tidak positif, lamban, dan tanpa aksi sepenuhnya membongkar titik-titik rentan dan kekosongan usaha kita dan walhasil semakin menambah kesulitan dan kesusahan pada masa awal aksi pencegahan epidemi di mana waktu adalah kehidupan,” kata KCNA mengutip Kim.
Korut merupakan salah satu negara yang tidak melaporkan kasus apa pun sejak pandemi COVID-19 mulai muncul lebih dari dua tahun silam. Strategi pencegahan COVID Korut mengandalkan penutupan perbatasan total sejak Januari 2020.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak memiliki catatan vaksinasi COVID-19 di negara berpenduduk lebih dari 25 juta jiwa tersebut. Pyongyang beberapa kali menolak tawaran pasokan vaksin dari masyarakat internasional. (fat)