Surabaya (pilar.id) – Proses penyidikan terkait Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada 1 Oktober lalu, masih terus berlanjut. Setelah menggelar rekonstruksi penembakan gas air mata, Polda Jatim melakukan pemeriksaan terhadap 14 orang saksi.
Meski Ketum PSSI kembali tidak menghadiri panggilan dengan alasan sedang ada acara dengan FIFA di Jakarta yagn tidak bisa ditinggalkan. Saksi lain masih tetap datang untuk pemeriksaan.
Salah satunya, adalah Presiden Arema FC, Gilang Widya Pramana. Saat menjalani pemeriksaan oleh penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Jawa Timur, Gilang mengaku hanya menegaskan posisinya di klub kebanggaan Kabupaten Malang, Arema FC tersebut.
Gilang menegaskan bahwa ia di Arema FC hanya sebagai investor. Ia juga menyebut tidak menerima dana apapun dari posisinya sebagai sponsor Arema FC.
“Posisi saya di Arema, saya sebagai sponsor. Sebagai investor tidak ada dana yang masuk sama sekali,” kata Gilang.
Mengenai persoalan manajerial klub, Gilang meminta penyidik bertanya langsung kepada pemilik Arema FC. “Untuk urusan manajerial silakan tanya sendiri ke owner,” katanya.
Pada Sabtu malam, 1 Oktober 2022, terjadi kericuhan suporter usai pertandingan Liga 1 antara tuan rumah Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Kekalahan itu mengakibatkan sejumlah suporter Arema turun dan masuk area lapangan pertandingan.
Aparat kepolisian berusaha menghalau ribuan suporter hingga kemudian ada tembakan gas air mata ke arah lapangan serta tribun penonton yang mengakibatkan suporter kocar-kacir.
Sebanyak 135 orang dilaporkan meninggal dunia (sebagian tewas di lokasi stadion) akibat patah tulang, trauma di kepala dan leher dan asfiksia atau kadar oksigen dalam tubuh berkurang.
Selain itu, dilaporkan juga ada ratusan orang yang mengalami luka ringan dan luka berat. (fat)