Surabaya (pilar.id) – Terinspirasi oleh kesuksesan Irene Kharisma Sukandar. Dhea Safitri yang sudah menekuni olahraga catur sejak duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar (SD) ingin menyandang gelar yang juga dimiliki oleh Irene; Grand Master Catur Internatioanl dari Indonesia.
Kepada Pilar.id, perempuan 20 tahun ini menceritakan, jika ia ingin mengikuti jejak GM perempuan pertama dari Indonesia tersebut. Dhea pun rutin mengikuti kompetisi untuk terus mengasah kemampuannya.
Baru-baru ini, Dhea juga mengikuti Kejuaraan Nasional Catur Junior V/2021 yang dilaksanakan oleh Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) dengan meraih juara pertama di November tahun lalu.
“Aku mulai ikut kompetisi sejak Sekolah Dasar sampai sekarang dan syukurnya di perlombaan kemarin menjadi juara,” ujar Dhea nama panggilannya ini.
Tak hanya mengikuti pertandingan Nasional, namun Dhea juga kerap mengikuti pertandingan di luar negeri, seperti saat dirinya mengikuti Kejuaraan internasional di Penang Malaysia pada tahun 2018.
“Kejuaraan tersebut merupakan kejuaraan yang paling berkesan karena diadakan di luar negeri dan saya mendapatkan juara 3,” sebut mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (UNESA) ini
Meski begitu, Dhea yang telah menggeluti hobinya belasan tahun ini, kerap merasa bosan dengan aktivitas caturnya. Dalam mengusir kebosanan itu, Dhea kerap melakukan beberapa kegiatan, seperti menonton Drama Korea atau mendengarkan musik
“Sering sekali bosan ketika selesai bertanding catur, namun saya mampu mengatasinya ketika jenuh, seperti mendengarkan music atau menonton drama Korea. Jadi sebisa mungkin mengatasi kejenuhan dengan hal-hal yang disukai,” terangnya
Kendati sering mengikuti perlombaan dan kerap mendapat peringkat, namun Dhea bercerita. Bahwa dirinya sempat tidak aktif di dunia catur, saat dirinya dicoret sebagai atlet Pemusatan Latihan Daerah (Puslatda) Jawa Timur yang akan bertanding di ajang Pekan Olahraga Nasional XX 2021 di Papua.
“Setelah satu tahun off bermain catur, semangat saya mulai tumbuh kembali setelah mendapat support kedua orang tuanya. Saya sampai di titik karena dorongan semangat dari para pelatih dan tentunya kedua orang tua saya,” jelas mahasiswa jurusan Sosiologi semester 4 ini.
Kedepan, Dhea berencana akan mengikuti kejuaraan lainnya, yaitu Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) di Bondowoso pada bulan Juni sampai Juli 2022.
“Persiapannya harus rutin berlatih lebih lagi, harus bisa membagi waktu antara berlatih catur dengan kewajiban sebagai mahasiswa, lebih disiplin saja mengatur waktunya agar semua bisa berjalan bersama,” tutup Dhea. (jel/fat)