Surabaya (pilar.id) – Salahs atu peran mahasiswa adalah sebagai agent of change atau sebagai agen perubahan. Peran ini, dilakukan dengan baik oleh dua mahasiswa dari Universitar Kristen Petra (UK Petra) Surabaya.
Mereka adalah Ivan Sanjaya dan Sugiarto Wibowo yang berhasil menciptakan teknologi terapan berkat bekal keilmuan yang mereka pelajari di kampus tersebut.
Keduanya, baik Ivan Sanjaya maupun Sugiarto Wibowo merupakan mahasiswa dari Jurusan Electrical Engineering UK Petra. Keduanya berhasil membuat inovasi teknologi yang jika diterapkan, akan mampu memberikan manfaat bagi masyarakat melalui karya pada Tugas Akhir (TA) yang aplikatif di tengah masyarakat.
Seperti yang dibuat oleh Ivan Sanjaya, ia berhasil menciptakan Pemantauan Meteran Air PDAM Berbasis IoT
Ide tersebut muncul ketika selama ini, ia melihat pelanggan dan petugas PDAM masih mencatat secara manual meteran air. Hal itu dirasanya sangat tidak efisien dan sewaktu-waktu catatan meteran bisa saja hilang.
“Maka dari itu saya terpikir untuk menciptakan sistem pembacaan meteran air secara otomatis,” ujar mahasiswa yang berhasil memperoleh nilai A untuk TAnya.
Tak hanya itu, Ivan juga mengungkapkan bahwa sistem ini memiliki kemampuan membaca meteran air secara otomatis, menyimpan data, dan menampilkan angka meteran.
Lebih rinci ia menjelaskan, jika alatnya dipasang menggunakan metode Optical Character Recognition (OCR). Data dikirim melalui WiFi ke server untuk menyimpan data. Kemudian server mengirim data ke display untuk menampilkan angka meteran secara otomatis.
“Hasil ini tentu saja bisa dikirim melalui aplikasi smartphone pelanggan agar bisa dipantau penggunaannya dari mana saja,” rinci Ivan, Sabtu (23/7/2022) di UK Petra, Surabaya.
Lalu ada alat Bantu Pasien Alzheimer di Luar Ruangan dengan Wearable Device buatan dari Sugiarto Wibowo dengan merancang produk hardware dan software berdasarkan data nyata dengan memanfaatkan Internet of Things.
Sugiarto, menerangkan jika alat ciptaannya tersebut dapat membantu para pasien Alzheimer beraktifitas saat sendirian di luar ruangan
“Dengan alat ini maka kita bisa memantau keberadaan pasien Alzheimer saat beraktifitas di luar ruangan baik untuk melakukan terapi dalam rangka memperlambat keparahan penyakit Alzheimer ini,” tambah mahasiswa yang telah bekerja di perusahaan Elektronik sebelum wisuda ini.
Pada dasarnya Sugiharto, membuat alat berupa wearable device yang dipasangkan pada sabuk atau celana ke pasien. Pada wearable device memiliki fitur GPS, jaringan seluler dan internet, dan pendeteksian jatuh.
“Ketika pasien terdeteksi terjatuh atau tersesat, maka wearable device secara otomatis akan mengirimkan data GPS ke server dan aplikasi android kepada caregiver (seseorang yang membantu) agar segera menolong,” jabar mahasiswa asal Semarang ini.
Maka ia berharap dari adanya inovasi ini, mampu membantu para perawat atau seseorang, yang tengah merawat keluarga atau pasien yang terkena Alzheimer atau pejuang Alzheimer menjadi lebih mandiri. (jel/fat)