Semarang (pilar.id) – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meminta masyarakat di wilayahnya untuk tidak menngunakan mercon atau petasan.
Imbauan ini, disampaikan Ganjar Pranowo menanggapi kasus ledakan petasan yang terjadi di Desa Giriwarno, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, Senin (27/3/2023).
“Kalau bukan industri yang resmi itu kan berbahaya. Jangan pakai itu deh, (jangan) mercon-merconan dulu,” tegas Ganjar Pranowo di Jawa Tengah, Senin (27/3/2023).
Mercon yang dimaksud oleh Ganjar Pranowo adalah petasan buatan rumah yang biasanya dibuat sendiri oleh masyarakat atau dibuat oleh penjual mercon yang membuat petasan secara swadaya.
Seperti kasus yang terjadi di Kaliangkrik, Magelang, pembuat petasan biasanya mengoplos sejumlah bahan tertentu untuk dijadikan sebagai bahan bakar petasan atau mercon.
Di sisi lain, Ganjar Pranowo juga menyampaikan bahwa ia telah melakukan koordinasi dengan Bupati Magrlang terkait kasus ledakan petasan di Kaliangkrik.
“Sudah ditangani, hari ini saya minta Pak Bupati untuk melakukan checking korban, dan seterusnya,” tegas Ganjar.
Ganjar Pranowo menegaskan, kepolisian sudah memproses kejadian tersebut dan mengamankan tempatnya.
“Kepolisian sudah memproses, dan betul mesti dilakukan penanganan lebih serius lagi,” tegasnya.
Lebih lanjut, Ganjar juga meminta agar masyarakat tidak lagi menjadikan kegiatan menyalakan petasan atau mercon sebagai bagian dari tradisi di bulan Ramadan.
Sebagai informasi, ledakan petasan di Kaliangkrik, Magelang, terjadi pada Minggu (26/3/2023) sekitar pukul 20.05 WIB.
Akibatnya, lima rumah rusak berat dan enam rumah rusak ringan. Satu orang tewas yaitu pemilik rumah bernama Mufid, 33 tahun.
Dari hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), polisi menemukan kantong plastik yang diduga berisi bahan mercon.
“Korban satu orang atas nama Mufid dan di sumber ledakan kami temukan kantong plastik yang diduga ada bahan mercon,” kata Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi di lokasi, Senin (27/3/2023). (fat)