Jakarta (pilar.id) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah menginformasikan bahwa sebuah gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 5,3 telah mengguncang wilayah timur laut Sigi, Sulawesi Tengah pada pukul 08.44 WIB, hari Minggu (6/8/2023).
Dalam laporan resminya dari Jakarta, BMKG mencatat bahwa episenter gempa berada di darat, tepatnya pada koordinat 1,19 lintang selatan dan 120,26 bujur timur, atau sekitar 47 kilometer timur laut Sigi. Gempa ini terjadi pada kedalaman 16 kilometer. BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan gempa susulan.
BMKG menyatakan bahwa gempa tektonik yang terjadi di daerah Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah, pada pukul 08.44 WIB pada hari Minggu, disebabkan oleh aktivitas sesar aktif.
Gempa bumi dengan magnitudo 5,2 tersebut berpusat di darat pada kedalaman 10 kilometer dengan koordinat 1,19 Lintang Selatan dan 120,26 Bujur Timur.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menyebutkan jika gempa bumi yang terjadi merupakan jenis dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif. Kesimpulan ini diperoleh dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter.
Ia pun menambahkan bahwa analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi tersebut memiliki pergerakan geser.
Hasil pemantauan BMKG menunjukkan bahwa hingga pukul 09.05 WIB, terjadi tiga kali gempa susulan dengan magnitudo terbesar mencapai 3,3 setelah gempa bumi utama pada pukul 08.44 WIB. Gempa utama awalnya dilaporkan memiliki magnitudo 5,3, namun kemudian diperbarui menjadi 5,2.
Dikatakan pula, getaran gempa bumi ini dirasakan di daerah Parigi pada skala intensitas III-IV MMI (Modified Mercalli Intensity), serta di Palu dan Poso pada skala intensitas III MMI.
Pada skala III MMI, getaran dirasakan nyata di dalam rumah, seolah-olah ada truk yang melewati. Sementara pada skala IV MMI, getaran dirasakan cukup kuat oleh banyak orang di dalam rumah dan beberapa orang di luar rumah. Intensitas ini bahkan bisa menyebabkan kerusakan seperti pecahnya gerabah dan berderiknya pintu serta jendela.
Daryono mengingatkan masyarakat untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa, serta melakukan pemeriksaan pada bangunan tempat tinggal sebelum kembali masuk ke dalam rumah, guna memastikan kestabilan bangunan dan keselamatan semua orang. (mad/hdl)