Surabaya (pilar.id) – Kebutuhan asupan nutrisi yang mencukupi pada ibu hamil sangatlah penting untuk mendukung tumbuh kembang janin.
Beberapa jenis nutrisi, seperti kalium dan kalsium, menjadi sangat krusial bagi ibu hamil. Jika nutrisi tersebut tidak tercukupi, maka ibu hamil dapat berisiko mengalami keguguran, pertumbuhan janin yang tidak optimal, bahkan kecacatan.
Sebagai solusi atas permasalahan tersebut, Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga Prof Dr Ir Prof Annis Catur Adi MSi dan timnya telah menciptakan sebuah inovasi bernama Bone Kal.
Bone Kal adalah formulasi permen kunyah yang terbuat dari ekstrak kering air kelapa hijau dan tepung tulang ikan lele. Inovasi tersebut telah resmi mendapatkan paten Hak Kekayaan Intelektual (HKI) pada Januari 2022.
Prof Annis menjelaskan bahwa masalah asupan gizi pada ibu hamil sebetulnya dapat diatasi dengan cara menerapkan pola makan yang baik.
Namun, kenyataannya kebutuhan ibu hamil lebih besar daripada ibu biasa dan mereka cenderung sulit untuk makan. Oleh karena itu, ibu hamil membutuhkan suplementasi untuk mengurangi risiko kekurangan gizi.
“Suplementasi sudah banyak dilakukan dalam bentuk kapsul atau tablet. Tapi, harganya mahal dan daya terimanya kurang enak,” terangnya.
Ia mencontohkan, tablet tambah darah yang terkesan kurang nyaman, bikin mual, dan bau amis sehingga tidak optimal.
“Karena itu, masalah daya terima menjadi penting agar ibu hamil dapat mengonsumsi suplemen dengan aman,” tambahnya.
Dengan melihat permasalahan daya terima tersebut, Prof Annis berupaya untuk memanfaatkan teknologi dan sumber daya alam yang ada untuk membuat permen kunyah sebagai pengganti suplemen ibu hamil.
Permen kunyah tersebut terbuat dari kalium yang terkandung dalam air kelapa dan kalsium yang ada pada tulang ikan.
Permen kunyah ini bukan permen biasa seperti umumnya. Permen kunyah ini mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh ibu hamil.
“Kenapa kami buat seperti permen kunyah? Karena kenyataannya masih banyak orang yang sulit minum suplemen. Kalau permen kunyah itu bisa diemut, lalu dikunyah dalam mulut dan daya terimanya nyaman,” jelas dosen Departemen Gizi ini. (hdl)