Bekasi (pilar.id) – Stasiun Cikarang di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat telah selesai direvitalisasi. Menghabiskan dana sebesar Rp412 miliar untuk proses pembangunannya, kini stasiun ini tampil dengan lebih megah dan modern.
Kapasitas dari Stasiun Cikarang pun kini jauh lebih besar dari sebelumnya. Sebab, jumlah peron yang ada di sana kin ditambah menjadi 4 peron dengan 8 jalur rel kererta aktif.
Stasiun yang terletak di jalan Yos Sudarso, karangasih, Cikarang ini diresmukan pada Kamis (31/3/2022) oleh Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi bersama Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati.
“Terima kasih kepada Ibu Menteri Keuangan atas dukungan pendanaan yang diberikan,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat peresmian di Cikarang, Kamis.
Budi juga menjelaskan bahwa dari total dana yang digunakan untuk melakuakn revitalisasi tersebut, bersumber dari PHLN Loan JICA senilai Rp264 miliar serta Surat Berharga Syariah Negara sebesat Rp148 miliar.
Gedung pelayanan stasiun juga mengalami perluasan menjadi 2.067,9 meter persegi dan mengubah level crossing menjadi overpass pada lantai dua bangunan stasiun untuk memastikan keselamatan dan keamanan pengguna jasa layanan kereta api.
“Dengan meningkatnya kapasitas stasiun dan jalur, frekuensi kereta api yang melintas juga akan semakin tinggi. Jika penumpang dibiarkan melintas melalui jalur kereta api aktif, dikhawatirkan akan mengancam nyawa dan berpotensi menimbulkan korban jiwa,” katanya.
Budi melanjutkan lantai dua bangunan Stasiun Cikarang juga dipersiapkan menjadi area komersial pada pengembangan selanjutnya sehingga nantinya calon penumpang dapat mengisi waktu dengan berbelanja di kios-kios yang tersedia sambil menunggu keberangkatan kereta.
Kementerian Perhubungan juga telah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan aksesibilitas masyarakat dari dan menuju Stasiun Cikarang sekaligus menghadirkan layanan terintegrasi antarmoda berupa layanan Bus Damri.
“Integrasi antarmoda di Stasiun Cikarang ini akan mendukung aksesibilitas menuju kawasan industri sehingga mendorong peningkatan ekonomi dan produktivitas masyarakat di sekitar,” katanya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan Stasiun Cikarang ini dibangun dengan uang Negara melalui Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) hingga menjadi aset Negara yang menjadi landasan dari surat berharga tersebut.
Pembiayaan melalui skema ini sekaligus sebagai bentuk akuntabilitas publik sebab masyarakat dapat melihat penggunaan anggaran Negara untuk pembangunan infrastruktur termasuk Stasiun Cikarang.
“Saya sangat senang semoga infrastruktur ini bisa dinikmati untuk mendukung mobilitas masyarakat dan bisa kembali memiliki kegiatan yang produktif. Dengan demikian mereka bisa meningkatkan kesejahteraan. Semoga aset ini bisa dijaga dan menjadi aset masyarakat,” katanya.
Stasiun Cikarang kini mampu melayani 24 perjalanan kereta api jarak jauh, 12 perjalanan lokal, dan 92 perjalanan kereta api komuter dalam setiap harinya. Jumlah ini merupakan capaian dari revitalisasi stasiun yang mampu meningkatkan hampir dua kali lipat dari jumlah perjalanan sebelumnya.
Revitalisasi stasiun juga berdampak pada peningkatan jumlah penumpang yang memanfaatkan Stasiun Cikarang dari semula 5.000 penumpang per hari menjadi 28.000 penumpang untuk layanan komuter.
Peningkatan serupa juga terjadi pada penumpang layanan kereta api lokal yang tercatat melonjak dari 500 penumpang per hari menjadi 2.000-3.000 penumpang per hari. Sementara untuk layanan kereta api jarak jauh di Stasiun Cikarang mencapai jumlah rata-rata sebesar 400 orang per hari. (fat/antara)