Jakarta (pilar.id) – Beberapa hari setelah merayakan ulang tahunnya yang ke-55, Rachele Guidi mendengar kabar buruk. Benito Mussolini, suaminya, pemimpin fasis Italia, ditangkap bersama Clara Petacci, wanita simpanannya, oleh para pemberontak Italia.
Saat itu Rachele Guidi sedang berada jauh dari lokasi penangkapan. Anak sulung Mussolini, Edda, malah berada di Milan. Sementara anak-anak lainnya, Vittorio dan Romano, juga berada di tempat yang berbeda di Italia.
Spekulasi yang berkembang, keluarga Mussolini sengaja berpisah agar lebih mudah menyelamatkan diri dari kejaran lawan politik Mussolini, yang saat itu mulai di atas angin.
Mussolini ditangkap saat mencoba melarikan diri menuju Swiss. Setelah ditangkap, mereka dibawa ke sebuah kota kecil bernama Mezzegra dan ditahan di sebuah villa, 28 April 1945.
Beberapa saat kemudian, Mussolini dan Petacci dieksekusi oleh anggota gerakan pemberontakan Italia. Mereka dieksekusi oleh tembakan senjata api dan mayat mereka kemudian diseret ke pusat kota Milan dan digantung di depan umum untuk dipamerkan.
Kematian Mussolini menandai akhir dari pemerintahan fasis di Italia dan akhir dari Perang Dunia II di Eropa. Sebuah pemerintahan baru yang dipimpin oleh partai demokratik Italia segera dibentuk setelahnya.
Kematian Mussolini dan Clara Petacci menjadi simbol dari akhir kekuasaan fasis di Italia dan tragedi Perang Dunia II secara keseluruhan.
Meskipun banyak orang masih bersimpati dengan ideologi fasis, tindakan-tindakan brutal dan kejam yang dilakukan oleh Mussolini dan Nazi Jerman selama perang membuat dunia menyadari bahaya dari fanatisme dan diskriminasi terhadap kelompok minoritas dan memperkuat tekad untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali di masa depan.
Mengapa Mussolini kabur bersama Clara Petacci? Mengapa bangsa Italia sedemikian benci pada Mussolini?
Wartawan Fasis
Benito Mussolini adalah seorang politikus, wartawan, dan pemimpin fasis Italia yang lahir pada 29 Juli 1883. Dia mendirikan Partai Fasis Italia pada tahun 1919 dan menjadi Perdana Menteri Italia pada tahun 1922 setelah mengambil alih kekuasaan melalui kudeta yang dikenal sebagai March on Rome.
Mussolini sangat berpengaruh di Italia dan dunia pada zamannya. Salah satu programnya dikenal dengan nama Italia irredentia, yaitu semangat menyatukan bangsa Italia. Sayang, Mussolini memerintah Italia dengan tangan besi selama dua puluh tahun dan mendirikan pemerintahan fasis yang menghormati kekuatan militer dan nasionalisme.
Dia juga mempromosikan sosialisme nasional, konservatisme sosial, korporatisme, dan otoritarianisme, serta mengembangkan propaganda dan pemakaian simbolisme politik.
Namun, Mussolini juga dikenal karena kebijakan luar negerinya yang agresif dan ambisius, termasuk invasi Etiopia pada tahun 1935 dan aliansi dengan Jerman Nazi pada Perang Dunia II.
Sejumlah catatan menyebut, Benito Mussolini yang otoritarian dan haus kekuasaan tak memiliki karakter wartawan, yang seharusnya lebih humanis dan demokratis. Ia juga seharusnya memiliki pemahaman yang baik tentang pentingnya kebebasan pers dan hak asasi manusia.
Namun perjalanan di dunia jurnalistik ini terjadi sebelum ia terjun ke dunia politik. Setelah ia bergabung dengan Partai Sosialis Italia, ia menjadi pemimpin redaksi surat kabar sosialis Avanti! pada tahun 1912.
Namun, setelah terlibat dalam Gerakan Intervensi pada Perang Dunia I, ia meninggalkan partai dan mendirikan kelompok-kelompok sayap kanan yang menentang kebijakan pemerintah.
Mussolini kemudian terlibat dalam gerakan fasis dan mendirikan Partai Fasis Italia pada tahun 1919. Sebagai pemimpin partai dan kemudian sebagai diktator, ia memimpin Italia dengan tangan besi dan menerapkan otoritarianisme dan kekuasaan atas rakyatnya.
Nazi dan Holocaust
Benito Mussolini, sebagai pemimpin fasis Italia, terlibat dalam kebijakan antisemitisme dan diskriminasi terhadap orang Yahudi di Italia. Namun, perannya dalam Holocaust secara langsung tidak sebesar Adolf Hitler atau tokoh Nazi lainnya.
Setelah Italia bergabung dengan Nazi Jerman pada Perang Dunia II, Mussolini dan rezimnya membantu dan mendukung kebijakan-kebijakan antisemitisme dan pembersihan etnis yang dilakukan oleh Jerman di seluruh wilayah yang mereka kuasai.
Meskipun tidak sebesar Jerman, Italia juga melakukan deportasi dan penahanan terhadap orang Yahudi di Italia ke kamp-kamp konsentrasi di Jerman dan Polandia.
Mussolini juga menandatangani perjanjian dengan Jerman pada tahun 1938, yang dikenal sebagai Pact of Steel, yang mengikat Italia dan Jerman dalam aliansi politik dan militer. Hal ini membuat Italia turut terlibat dalam perang dan kebijakan Jerman yang merusak, termasuk Holocaust.
Seperti diketahui, holocaust adalah genosida atau pembantaian massal yang dilakukan oleh rezim Nazi di Jerman selama Perang Dunia II. Holocaust terutama ditujukan kepada Yahudi, namun juga melibatkan tindakan brutal terhadap kelompok-kelompok lain seperti orang Rom, kelompok etnis Polandia, orang cacat, dan homoseksual.
Selama Holocaust, sekitar enam juta orang Yahudi dibunuh di kamp konsentrasi dan kamp pembantaian yang tersebar di seluruh Eropa. Pembunuhan massal ini dilakukan melalui berbagai cara, termasuk penganiayaan, penyiksaan, pembunuhan massal dengan senjata api, gas beracun, serta kerja paksa yang sangat berat yang mengakibatkan kematian.
Kamp konsentrasi juga digunakan untuk eksperimen medis yang mengerikan, termasuk pemakaian tubuh manusia untuk penelitian, pengujian obat-obatan, serta perlakuan yang tidak manusiawi dan kejam.
Holocaust adalah sebuah tragedi kemanusiaan dan merupakan contoh ekstrem dari rasisme, fanatisme, dan kebencian yang dapat terjadi dalam masyarakat.
Meskipun demikian, peran Mussolini secara langsung dalam Holocaust tidak sebesar tokoh-tokoh utama Nazi seperti Adolf Hitler, Heinrich Himmler, atau Joseph Goebbels. Tapi sikapnya yang pro Nazi Jerman pada Perang Dunia II, membuat Mussolini dan rezimnya seolah melegitimasi kebijakan antisemitisme dan pembersihan etnis tertentu di wilayah yang dikuasai.
Clara Petacci dan Rachele Guidi
Saat ditangkap, Benito Mussolini didapati sedang bersama Clara Petacci. Perempuan yang dikenal sebagai aktris dan model ini dipercaya menjadi istri simpanan sang diktator.
Ia bertemu dengan Mussolini pada tahun 1932, dan mereka mulai menjalin hubungan yang serius pada tahun 1936. Petacci diketahui sebagai salah satu wanita paling dekat dengan Mussolini, dan ia dikenal sebagai istri simpanan Mussolini selama bertahun-tahun.
Mussolini sendiri sebelumnya dikenal sebagai suami dari Rachele Guidi, wanita yang dikenal sejak masih muda. Mereka menikah pada tahun 1915 dan dikaruniai lima anak.
Rachele Guidi lahir pada tanggal 11 April 1890 di Predappio, Italia. Dia berasal dari keluarga petani yang sederhana dan hidup di lingkungan yang relatif miskin.
Guidi pertama kali bertemu dengan Mussolini pada tahun 1910, ketika keduanya bekerja di sebuah hotel di kota Forlì. Mussolini pada saat itu masih menjadi seorang sosialis dan aktif dalam gerakan buruh, sementara Guidi adalah seorang pelayan di hotel tersebut.
Keduanya mulai menjalin hubungan dan menikah pada tanggal 17 Desember 1915. Setelah Mussolini menjadi seorang pemimpin fasis dan kemudian menduduki jabatan Perdana Menteri Italia, Guidi menjadi istri yang setia dan mendukung sang suami dalam karir politik.
Guidi lebih dikenal sebagai seorang ibu rumah tangga yang lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah untuk membesarkan lima anak mereka. Sebagai ibu negara, ia juga melengkapi citra keluarga sempurna Mussolini. Ia juga melengkapi daftar subjek propaganda fasis yang digunakan untuk membangun citra Mussolini sebagai seorang pemimpin yang kuat dan berwibawa.
Dalam beberapa kesempatan, Guidi bahkan tampil di depan publik dan memberikan pidato-pidato pendukung kepada suaminya.
Setelah Mussolini dieksekusi pada tahun 1945, Guidi dan keluarganya dipenjarakan oleh pemerintah Italia baru yang dipimpin oleh Partai Demokratik. Namun, mereka kemudian dibebaskan dan hidup dalam kehidupan yang relatif tenang di tempat tinggal mereka di Pedappio. Guidi meninggal dunia pada tahun 1979, pada usia 89 tahun. (hdl)