Lumajang (pilar.id) – Erupsi yang terjadi pada Minggu (4/12/2022) kemarin di Gunung Semeru, telah membuat berbagai maetrial vulkanis seperti debu, batu, hingga pasir menumpuk di lereng gunung.
Hujan deras yang terjadi pada Senin (5/121/2022) hari ini di wilayah Gunung Semeru, pada gilirannya menyebabkan terjadinya banjir lahar dingin. Hujan yang mengguyur puncak Gunung Semeru tersebut, menurut pantauan, terjadi mulai pukul 12.00 WIB siang.
Hujan tersebut, membuat jutaan kubik pasir, debu, serta material vulkanik lainnya membentuk banjir lahar dingin dan menerjang kawasan Besuk melalui Sungai Curahkobokan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Senin (5/12/2022) sore.
Banjir lahar dingin juga mengeluarkan asap putih tebal yang membumbung tinggi. Banjir lahar dingin membuat warga yang bertahan di dalam rumah ketakutan. Sejumlah warga di Dusun Sumbersari Umbulan, Desa Supiturang akhirnya bersedia dievakuasi oleh 6 mobil relawan menuju Posko Pengungsian di SDN 4 Supiturang, Pronojiwo, Lumajang.
Kepala Desa Supiturang, Nurul Yaqin Pribadi menjelaskan, sejak pagi di jalur Curahkobokan mengeluarkan Awan Panas Guguran (APG). “Situasi hingga sore ini di Curahkobokan cukup stabil. Terjadi APG sejak pagi tadi, dan untuk kondisi warga kami Supiturang sudah berada di pengungsian. Lokasi pengungsian ada di SDN 4 Supiturang,” ungkap Nurul Yaqin, Senin (5/12/2022) petang.
Nurul menjelaskan, hujan deras yang mengguyur lereng Semeru mengakibatkan banjir di Curahkobokan. “Tadi sempat ada banjir karena hujan deras turun, cuma banjirnya gak seberapa besar. Banjir lahar dingin tadi,” ujarnya.
Nurul memaparkan, hingga sore ini jumlah pengungsi yang tinggal di Posko Pengungsian Supiturang sebanyak 256 kepala keluarga. “Untuk akses Curahkobokan dari Malang menuju Lumajang kita tutup. Soalnya ada banyak tumpukan material erupsi, nggak bisa dilewati. Jadi kita menunggu dari tanggap darurat pusat kapan jalur bisa dibuka lagi. Soalnya material erupsi di Curahkobokan masih panas,” ujarnya.
Nurul menambahkan, dampak erupsi Semeru di Curahkobokan, juga berhentinya akses tambang pasir. “Lokasi tambang pasir Curahkobokan juga kami tutup sejak kemarin,” ucapnya.
Akses menuju Curahkobokan kini dijaga petugas TNI-Polri dan relawan tanggap bencana Semeru. Petugas ditempat itu juga memberikan portal besi agar tidak ada masyarakat yang melintasi kawasan Curahkobokan.
Sementara itu, banjir lahar dingin juga membuat kawasan Jembatan Gladak Perak mengeluarkan asap putih besar. Banjir lahar dingin yang melintasi jembatan gantung di Gladak Perak, membuat petugas jaga siaga.
“Banjir lahar dingin sudah mulai mengecil volume airnya,” terang Hori, Penjaga Proyek di kawasan Jembatan Gladak Perak. (fat)