Jakarta (pilar.id) – Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) menyayangkan beberapa pernyataan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) yang membuat banyak pihak merasa terganggu dengan pernyataan-pernyataannya.
Sekretaris Jenderal DPP Ikappi, Reynaldi Sarijowan mengatakan, beberapa pernyataan Zulhas agak kurang masuk akal. Sejak dilantik, Mendag bilang bahwa dirinya kaget bahan pangan naik. Padahal bahan pangan sudah naik dalam beberapa minggu terakhir.
Kedua, Mendag menyatakan bahwa minyak goreng curah sederhana akan ada di retail modern atau supermarket. Hal ini juga mendapat respons kurang baik.
“Khawatirnya pedagang merasa bahwa giliran distribusi sedang baik tapi diarahkan ke supermarket, giliran minyak goreng curah susah, maka diserahkan ke pasar tradisional. Ini menurut pedagang tidak baik,” kata Reynaldi, Selasa (28/6/2022).
Kontroversi Zulhas berikutnya adalah harga pangan di dalam negeri lebih murah dibandingkan di Singapura. Perbandingan ini menurutnya tidak sebanding, karena yang dibandingkan adalah Singapura. Sementara Indonesia adalah negeri yang luas dan subur.
Selain itu juga tidak sebanding perbandingan antara Indonesia dengan Singapura. Pasalnya, pendapatan per kapita Indonesia dan Singapura saja sangat jauh berbeda.
Lalu Kemendag juga mengklaim bahwa harga bahan pokok secara nasional sudah mengalami penurunan. Namun fakta dilapangan berbeda. Harga beberapa bahan pokok di pasar tradisional masih tinggi.
Berdasarkan data lapangan Ikappi, beberapa komoditas yang harganya cukup tinggi akhir-akhir ini antara lain cabai rawit merah mencapai Rp110.000-Rp120.000 per kg. Padahal harga normalnya Rp40.000 per kg.
Cabai merah keriting saat ini dibandrol Rp80.000-Rp90.000 per kg, padahal harga normal hanya Rp20.000 per kg. Harga cabai rawit hijau saat ini Rp80.000 per kg dari sebelumnya Rp30.000 per kg. Bawang putih naik dari Rp20.000 per kg menjadi Rp40.000 per kg.
Lalu harga bawang merah saat ini Rp58.000-Rp60.000 per kg dari sebelumnya hanya Rp25.000 per kg. Harga kentang dan sayur kol naik tipis menjadi Rp15.000 per kg dari sebelumnya Rp12.000 per kg.
Sementara itu, harga terkini telur ayam yaitu Rp28.000 per kg dari sebaiknya hanya Rp23.000-Rp24.000 per kg. Sedangkan harga minyak goreng curah adalah Rp15.500 per liter, belum mencapai harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp14.000 per liter. Harga minyak goreng kemasan di pasar tradisional mencapai Rp23.000-Rp25.000 per liter. Daging sapi Rp135.000-Rp140.000 per kg dan ayam ukuran besar dibandrol Rp45.000 per kg.
Sementara itu, Wasekjen Ikappi Bidang Pembinaan Pasar dan Pendidikan Pedagang Pasar, Ahmad Choirul Furqon mengatakan, masalah yang terjadi tidak semudah yang dijelaskan oleh Mendag.
Furqon menambahkan, ketidaknormalan harga pangan seperti cabai, memberikan efek domino. Apabila tidak ditangani dengan serius, maka akan merugikan pedagang yang ada di hilir.
Oleh sebab itu, dia memandang adanya masalah lonjakan harga tidak dapat dibiarkan berlarut-larut. Sebab, bahan pangan pokok merupakan sesuatu yang penting untuk memenuhi hajat hidup seluruh masyarakat Indonesia.
“Jangan sampai masalah yang dibuat selorohan ini akan menyebabkan dampak buruk berupa distrust public terhadap Kemendag secara lembaga atau Mendag, Zulhas secara personal,” ujar Furqon. (her/din)