Semarang (pilar.id) – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengundang puluhan influencer ke kediamannya pada Senin (14/8/2023) malam. Dalam pertemuan tersebut, para influencer berbincang-bincang dengan Ganjar, termasuk berbagi kekhawatiran mereka tentang masa depan.
Salah satu influencer yang hadir, Meisya Salwa, berbicara tentang kekhawatiran generasi muda terkait bonus demografi dan lapangan pekerjaan di masa mendatang. Namun, di balik kekhawatiran tersebut, ada banyak peluang yang bisa dimanfaatkan.
“Terbukti ada banyak peluang dan lapangan pekerjaan baru. Oleh karena itu, sebagai Generasi Z dan anak muda, kami ingin berbagi kepada teman-teman dan para pengikut kami bahwa Indonesia akan terus kuat dan baik-baik saja dengan dukungan generasi muda,” ungkap Meisya.
Ia menekankan bahwa diskusi dengan tokoh-tokoh panutan, seperti Ganjar, sangat penting bagi anak-anak muda. Pertemuan tersebut memberikan jawaban dan solusi atas berbagai pertanyaan dan kekhawatiran mengenai masa depan Indonesia.
“Beliau ramah, tenang, dan solutif. Setiap pertanyaan kami selalu dijawab dengan solusi, memberikan rasa tenang dan juga membuka pandangan bahwa segalanya akan baik-baik saja dengan solusi yang disampaikan oleh Pak Ganjar,” kata Meisya.
Rian, yang juga dikenal sebagai Presiden Generasi Z, berbicara tentang kekhawatiran yang dirasakan anak-anak muda terkait kebebasan berekspresi dan kebebasan bersuara. Ia menyebutkan bahwa anak-anak muda masih merasa terintimidasi saat menyampaikan kritik dan pendapat.
“Kecemasan yang saya rasakan adalah terkait kebebasan berekspresi dan kebebasan bersuara. Kadang-kadang, saat kami menyampaikan kritik, kami menghadapi intimidasi dan ancaman. Itulah yang kami perjuangkan,” ujar Rian.
Menurutnya, jika kecemasan terus menghantui anak-anak muda, Indonesia tidak akan bisa berkembang. Generasi muda memiliki potensi untuk membawa Indonesia menjadi negara yang lebih baik.
“Kami berkumpul di sini untuk berbagi gagasan, terutama kepada Pak Ganjar atau para pemangku kebijakan yang memiliki pengaruh dan kekuasaan. Ini penting agar semua dapat berbicara dan bersinergi,” tambah Rian.
Rian juga melihat Ganjar sebagai sosok yang bisa merumuskan visi Indonesia masa depan, terutama dalam industri kreatif.
“Industri kreatif menjadi sorotan di banyak negara. Momentum demografi ini harus dimanfaatkan dengan baik. Pak Ganjar juga sempat berbicara tentang bagaimana menemukan ‘local hero’, seperti penyanyi asal Tidore. Hal ini positif, karena kita tidak bisa menjadi bangsa besar jika terus meniru dan bergantung pada negara lain,” papar Rian.
Gubernur Ganjar mengungkapkan bahwa pertemuan dengan para influencer ini merupakan kesempatan untuk mendengarkan aspirasi mereka. “Saya mendengarkan suara mereka. Mereka adalah anak-anak muda dengan bakat luar biasa,” ucapnya setelah pertemuan dengan para influencer.
Ganjar menyadari bahwa Generasi Z memiliki kekhawatiran, namun di sisi lain mereka juga sangat kreatif. Menurutnya, penting untuk memfasilitasi kreativitas anak muda agar kekhawatiran mereka dapat diubah menjadi karya-karya yang berharga untuk bangsa.
“Ada di antara mereka yang memiliki kemampuan menulis yang luar biasa. Ada yang memiliki bakat bernyanyi, bahkan dari daerah terpencil seperti Tidore. Selain itu, ada desainer, seniman, pembuat film, dan konten kreator,” tambah Ganjar.
Dalam konteks ini, Ganjar menyoroti perlunya mengembangkan bakat-bakat anak muda tersebut melalui fasilitasi yang tepat, seperti pelatihan, sekolah, atau pusat kreativitas.
Pertemuan yang dimulai dengan makan malam bersama ini juga menjadi wadah bagi Ganjar untuk menawarkan solusi kepada konten kreator dan mereka yang berhasil meraih kesuksesan dalam industri kreatif dan digital. Salah satu solusi yang dia tawarkan adalah menciptakan ekosistem yang mendukung, dan yang lebih penting lagi, para influencer dapat menjadi duta bagi negara. (rio/hdl)