Jakarta (pilar.id) – Lembaga suvery Charta Politika merilis temuan terbarunya terkait ‘Catatan Akhir Tahun: Tren Persepsi Publik dan Proyeksi Politik Menuju 2024, Kamis (22/12/2022). Dalam survei yang dilakukan pada tanggal 8–16 Desember 2022 itu memotret kekuatan partai politik menjelang pemilu 2024.
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengemukakan, partai-partai baru mempunyai pekerjaan rumah (PR) yang besar agar lolos ke Senayan. Pasalnya, meskipun mereka lolos verifikasi faktual tetapi elektabilitasnya sangat kecil.
“Masih di bawah angka 1 persen, jadi masih PR besar buat partai baru atau yang baru lolos verifikasi faktual, untuk memenuhi angka parliamentary threshold,” kata Yunarto, di Jakarta, Kamis (22/12/2022).
Adapun partai dengan elektabilitas tertinggi yaitu, PDI Perjuangan 23,5 persen, disusul Partai Gerindra sebesar 13,7 persen, Partai Golkar (9,0 persen), PKB (8,7 persen), Partai Demokrat (7,7 persen), PKS (7,2 persen), Partai Nasdem (4,3 persen), PAN (3,4 persen). Kemudian, lagi-lagi Partai Perindo (3,4 persen) berada di atas PPP (3,0 persen) yang notabene partai peninggalan masa Orde Baru.
Sementara itu, PSI dan PBB kompak memiliki elektabilitas 0,5 persen. Angka tersebut hanya berbeda tipis dengan Partai Garuda yang hanya 0,3 persen.
Partai Hanura yang pernah menduduki Senayan selama dua periode, yaitu pemilu 2009 dan 2014, elektabilitasnya masih berada jauh di bawah. Partai Hanura, bersama dengan Partai Gelora, Partai Keadilan dan Persatuan, dan Partai Buruh sama-sama hanya memiliki elektabilitas 0,2 persen.
Terakhir, ada Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) yang dideklarasikan pada tanggal 28 Oktober 2021. Partai dipimpin politikus I Gede Pasek Suardika ini, berada diurutan buncit dengan elektabilitas sebesar 0,1 persen.
“Dan yang menarik, kenapa PKS dan Demokrat walaupun belum melakukan deklarasi dan belum melakukan konsolidasi keliling dengan Anies Baswedan malah mengalami kenaikan,” kata Yunarto. (ach/hdl)