Jakarta (pilar.id) – Di tengah suhu politik yang menghangkat untuk menyongsong Pemilu 2024, PPP justru disibukkan dengan konflik internal. Setelah Suharso Monoarfa dipecat sebagai Ketua Umum PPP, selanjutnya loyalisnya Saifullah Tamliha juga harus ikhlas kehilangan jabatan dari Wakil Ketua Komisi V DPR RI.
Direktur Eksekutif Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti mengatakan, saat ini yang jadi pertanyaan adalah kursi Suharso sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Menurut Ray, jika Suharso juga direshuffle sebagai menteri di Kabinet Indonesia Maju (KIM), maka konflik di PPP bakalan semakin panas.
“Kalau itu dilakukan akan membuat konsolidasi PPP akan lama,” kata Ray kepada Pilar.id, di Jakarta, Kamis (15/9/2022).
Ray mengatakan, tak dicopotnya Suharso sebagai menteri bisa dianggap sebagai win-win solution untuk kedua belah pihak. Artinya, meskipun ada kepengurusan baru di tubuh PPP, tetapi tidak mengganggu jabatan Suharso di pemerintahan. Untuk diketahui, setelah Suharso dilengserkan, kini jabatan Ketum PPP diduduki Mardiono.
“Kalau itu juga diganggu oleh PPP, ya saya kira konfliknya bisa berkepanjangan,” kata Ray.
Ia berharap, PPP segera mengadakan rekonsiliasi. Terlebih, saat ini PPP hanya memiliki 19 kursi atau mendekati ambang batas parlemen. Jika PPP kehilangan 1 kursi saja di DPR RI, maka dipastikan mereka tak akan lolos ke parlemen pada pemilu mendatang.
“Disegerakanlah konfliknya, saya dengar sudah ada pertemuan kedua belah pihak ya,” kata dia. (ach/hdl)