Yogyakarta (pilar.id) – Jajanan tradisional khas Yogyakarta sangat beragam mulai dari bakpia, wedang ronde, apem, yangko, geblak merupakan panganan lokal yang memiliki cita rasa khas dengan proses pembuatan yang menarik. Hal ini, membuat Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyajikannya dalam sebuah perlombaan.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY, Srie Nurkyatsiwi mengatakan DIY sebagai pusat pariwisata, pendidikan dan pusat budaya, sudah menjadi tugas bersama untuk mengangkat produk-produk lokal, juga untuk melindungi, memanfaatkan dan mengembangkannya.
“Disini selain nguri-uri produk lokal, kami juga ingin mengetahui kemampuan peserta yang terdiri dari pelaku UMKM dan pelajar atau mahasiswa dalam membuat panganan khas Jogja. Selain itu, secara tidak langsung kami juga ingin mengangkat produsen bahan baku,” kata Siwi, Jumat (18/11/2022).
Menurutnya, apabila para pelaku usaha telah berhasil tentunya akan berdampak pada penghasil bahan bakunya, sehingga dapat menghasilkan multi player effect di semua sektor. Selain itu, lanjutnya kegiatan ini juga menjadi bentuk pendampingan UMKM dari Dinas Koperasi dan UKM DIY.
“Ada enam aspek yang pertama, peningkatan kompetensi dari sumber daya manusia (SDM), mereka dilatih dan didamping bagaimana dalam meningkatkan kapasitasnya. Lalu, sisi produk, produk itu banyak sekali kan bagaimana mereka menghasilkan produk yang berkualitas dari sisi packaging, rasa, bentuk maka ini juga salah satu bentuk bagaimana mereka juga bisa mempraktekkan hasil dari itu,” jelasnya.
Selanjutnya, manajemen para pelaku usaha sebab hal tersebut merupakan bagian proses, seperti kepemilikan nomor induk usaha, tata kelola keuangan, serta mapping pasar atau pemasaran. Sehingga, diharapkan produk dapat diterima masyarakat.
“Ini kan juga menjadi sarana mereka perform, para pelaku UMKM bukan hanya mempraktikkan dari sisi produknya saja, namun bagaimana mereka menyajikan, memberikan hitungan atau harga pokok produksi ini dibuat berapa akan dijual berapa,” tambahnya.
Siwi menyebut, selain melibatkan 16 tim dari pelaku UMKM, pihaknya juga membuka kategori untuk pelajar yang terdiri dari 22 tim kelas pelajar dan mahasiswa. Siwi mengaku pihaknya ingin menumbuhkan kewirausahaan anak-anak mulai di bangku sekolah.
Selain itu, pihaknya juga berharap kegiatan ini bukan semata-mata hanya ajang kompetisi, tetapi dapat meningkatan kompetensi peserta untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan masing-masing.
“Dan ini pastinya membangun jejaring, ini kan sebuah pertemuan antar teman juga chef yang ada disini, bagaimana setelah itu kita tingkatkan dari potensi mereka dari pasar, kalau sudah masuk kita bangun jejaring. Apalagi, di Jogja banyak perhotelan nah kira-kira masuk tidak kalau kita kolaborasikan,” pungkasnya.
(riz/din)