Bantul (pilar.id) – Wilayah Kabupaten Bantul sudah mulai memasuki musim kemarau. Salah satu akibatnya, pasokan air bersih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehari-hari pun berkurang. Bahkan, ada beberapa desa atau kalurahan yang sudah sangat kekurangan air bersih.
Dari hasil pemetaan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, ditemukan sedikitnya ada 16 Desa di Bantul yang saat ini darurat air bersih. Sehingga, membutuhkan pembangunan sarana maupun jaringan air bersih sesegera mungkin.
“Hampir seluruhnya, tetapi yang paling membutuhkan ada 16 kalurahan, dan sesuai perintah Pak Bupati, kita lagi memetakan mana yang betul betul musim kemarau ini tidak ada air,” kata Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kabupaten Bantul Sri Nuryanti di Bantul, Rabu (25/5/2022).
Dia mengatakan, beberapa kalurahan di Bantul yang butuh sarana air bersih itu diantaranya wilayah Desa Caturharjo Pandak, Desa Argosari Sedayu, dan Desa Munthuk Dlingo, dan wilayah Desa Srimulyo yang menerima program pembangunan sarana air bersih dan diresmikan belum lama ini.
“Memang sudah kita petakan, kemarin ketemu sekitar 160 titik yang harus segera terselesaikan, tetapi karena dengan APBD, maka secara bertahap kita realisasi, dan kita juga akan berusaha, ke swasta yang mungkin bisa bersinergi,” katanya.
Dia mengatakan, kebutuhan sarana atau penunjang pemenuhan air bersih dari setiap wilayah rata-rata berbeda, misalnya ada yang butuh sumur karena jaringan sudah ada, begitu juga sebaliknya hanya butuh jaringan, karena sebelumnya sudah ada program dari pemerintah.
“Sudah ada Pamsimas (Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat) atau program lain, tapi yang ke rumah-rumah belum, ada yang sudah ada jaringan, tapi tidak ada sumur, kita petakan sudah ketemu dan kita mau ekspos dengan Pak Bupati dan Bappeda,” katanya.
Oleh karena itu, kata dia, kebutuhan anggaran pembangunan sarana air bersih dari setiap wilayah juga berbeda, ada yang hanya puluhan juga hingga mencapai ratusan juta, tergantung kedalaman sumur dan sistem pengelolaan air bersih nya.
“Kalau dari Bupati Bantul target lima tahun terselesaikan, tetapi karena keterbatasan APBD kita melihat dulu nanti, kemudian kita susun. Dan kebetulan tahun ini tidak ada, karena untuk penanganan pandemi Covid-19, yang di Desa Srimulyo itu berasal dari APBD Tahun 2021,” katanya. (fat)