Surabaya (pilar.id) – Ada berbagai cara dalam meningkatkan pendidikan, apalagi saat ini transisi pandemi yang segera berubah menjadi endemi di Indonesia, membuat para pelajar harus beradaptasi lagi dengan lingkungan baru.
Hal itulah yang dilihat oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Kristen (UK) Petra yang mengajak mahasiswa UK Petra untuk berperan dalam meningkatkan pendidikan saat ini, yang diwujudkan dalam, program Petra Mengajar
Menurut Gracia Maria Etter, ketua panitia, ada 93 mahasiswa bergabung pada program tersebut dan mengajar secara tatap muka ke 10 sekolah yang sudah ditentukan.
“Total target peserta dari semua angkatan dan jurusan 529 yang dibagi offline dan online, yang mengajar tatap muka berjumlah 93 orang, lainnya membuat web pembelajaran bagi sekolah-sekolah yang kita datangi,” jelas Gracia saat ditemui di SDI Nurul Huda, Gayungan, Sabtu (19/3/2022)
Acara yang mengangkat tema SPRIT(E) atau Slight Step Everlasting Impact ini, mengungkapkan bahwa sekecil apapun kemampuan yang dimiliki akan berdampak bagi orang lain.
“Harapannya apa yang dapat kami berikan dapat menyegarkan sedikit permasalahan yang terjadi dalam dunia pendidikan Indonesia,” ujar mahasiswa jurusan Broadcasting dan Journalism ini.
Mahasiswa semester 4 ini, menyampaikan jika program ini, sebelumnya rutin dilakukan tiap tahun sebelum pandemi, namun berada dibawah (Tim Petra Sinergi) TPS, sedang tahun ini program tersebut berada di bawah naungan BEM.
“Setelah pandemi, diadakan lagi tahun 2022 ini. 10 sekolah itu merupakan anggota Yayasan Indonesia Sejahtera Barokah (YISB), jadi kami tidak mencari sendiri sekolahnya,” terang perempuan 19 tahun ini.
Lebih rinci, Grace menjelaskan sistem mengajar tatap muka yang hanya berfokus pada pelajaran Matematika ini, dilakukan dalam sehari dan serentak di 10 sekolah sekitar Surabaya, namun ada yang dibagi menjadi dua shift dan hanya dibatasi 90 menit untuk mengajar, dikarenakan kondisi anak-anak yang mudah bosan.
“Kita fokus pada Matematika saja, mengenai modulnya sesuai dengan sekolah masing-masing. Kita buat pembelajaran seinteraktif mungkin, dengan adanya game, dan hal-hal yang relate dengan mereka dan kita memberikan hadiah ke anak-anak,” jabarnya
10 sekolah tersebut antara lain, MI Dewi Sartika, SD Al Ichsan, SD Hidayatur Rohman, SD K. Abdullah Ubaid III, SD KH Mas Alwi, SD Kristen Bethel, SD Pancasila 45, SD Trisula, SDI Nurul Huda dan SDS Kurnia Indah.
Tak hanya meningkatkan di bidang pendidikan, namun adanya acara ini juga bertujuan, untuk membangun toleransi antar sesama
” Meski latar belakang kita berbeda, namun dari acara ini, kita datang untuk memberikan kasih, walau kita berbeda, tetapi kita mengasihi mereka juga,” tutup Gracia. (jel/hdl)