Bandung (pilar.id) – Sejumlah koleksi barang milik mendiang vokalis band Queen, Freddie Mercury, mulai dari sisir kumis, kostum panggung, sampai tiruan mahkota raja akan dipamerkan di London, New York, Los Angeles, dan Hong Kong, sebelum akhirnya dilelang pada bulan September mendatang.
Berdasarkan laporan The Guardian pada hari Rabu, barang-barang koleksi Freddie Mercury antara lain lirik lagu We are the Champions yang ditulis tangan, lukisan era Victoria, tiruan mahkota St. Edward yang akan dikenakan oleh Raja Charles pada penabalan akhir pekan depan, lengkap dengan jubah terbuat dari beludru merah, bulu palsu, dan berlian imitasi.
Freddie Mercury mengenakan kostum tersebut ketika membawakan lagu terakhir God Save the Queen dan mengakhiri penampilan live bersama Queen di Knebworth pada tahun 1986.
Pameran di Galeri Sotheby London pada bulan September 2023 mendatang yang bertepatan dengan perayaan hari jadi Freddie Mercury yang ke-77 akan menampilkan sekitar 1.500 barang dari Garden Lodge, tempat tinggal Freddie di Kensington selama sebulan terakhir sebelum wafat pada tanggal 24 November 1991.
Selama lebih dari 30 tahun, tempat tersebut tak tersentuh dan dianggap seperti sebuah kuil suci bagi sang superstar legendaris yang meninggal pada usia 45 tahun.
Kepala penjualan Galeri Sotheby London, David MacDonald, mengatakan bahwa koleksi milik Freddie Mercury merupakan manifestasi dari kreativitas berselera tinggi dari sejumlah karya seni terbaik seniman lintas-abad dan negara.
Beberapa koleksi Freddie yang akan dipamerkan termasuk sisir kumis perak bermerek Tiffany & Co, 11 lukisan cat air karya seniman art-deco Russia Erté, sebuah lukisan tahun 1880 karya James Jacques Tissot yang dihargai sekitar 600 ribu pound sterling atau sekitar Rp11 miliar, dan gitar akustik Martin D-35 1975 dengan case asli.
Sebelum meninggal, sang vokalis flamboyan menitipkan Garden Lodge kepada salah satu sosok yang paling dekat dan terpercaya yaitu Mary Austin.
Menurut Austin, dia merasa gembira memiliki hak istimewa untuk hidup dikelilingi semua hal indah yang dicintai Freddie selama bertahun-tahun.
Namun, waktu terus berlalu, dan saatnya bagi Austin untuk mengambil keputusan sulit dan menutup bab yang sangat istimewa dalam hidupnya.
Dia menggambarkan Freddie sebagai seorang kolektor luar biasa dan cerdas yang menunjukkan bahwa keindahan dan kesenangan dapat ditemukan dalam segala hal.
Mary Austin dikabarkan akan menyumbangkan hasil lelang tersebut untuk lembaga Mercury Phoenix Trust dan Elton John Aids Foundation.
Dia berharap bahwa pameran dan lelang ini akan menjadi kesempatan untuk membagikan banyak sisi Freddie baik yang terpublikasi maupun pribadi, serta untuk lebih memahami dan merayakan semangat unik dan indahnya bagi dunia. (ret/hdl)