Jakarta (pilar.id) – Tak banyak orang tahu sejarah kelam Rengat berdarah 73 tahun silam. Tepatnya, pada 5 Januari 1949 ribuan masyarakat Rengat dibantai habis-habisan oleh Belanda.
Salah satu korbannya adalah ayah dari seorang penyair angkatan 45 Chairil Anwar, yang bernama Toeloes bin Haji Manan. Kala itu, Teoloes menjabat sebagai Bupati Rengat.
Pada masa revolusi, Rengat masuk wilayah Sumatra Tengah. Namun, kini Rengat sudah menjadi bagian Provinsi Riau. Rengat juga dikenal sebagai Kota Raja, karena banyak raja-raja dari Kerajaan Indragiri yang lahir di sini.
Dalam pembantaian kilat di Rengat tersebut tak banyak catatan sejarah dari Belanda maupun Indonesia. Namun, seorang prajurit TNI dari Batalyon III, Resimen IV, Divisi IX Banteng Sumatra Wasmad Rads memberikan kesaksiannya ketika menjadi buronan Belanda kala itu.
Dalam sebuah biografi bertajuk ‘Lagu Sunyi Dari Indragiri’, Wasmad menceritakan perhatian tentara Republik saat itu terpecah. Mereka bingung antara menghadang laju pasukan penerjun dari Belanja atau menolong korban yang bergelimpangan.
Diceritakannya, seorang ibu memeluk tubuh anaknya yang tercabik-cabik. Ada juga wanita yang berteriak histeris di depan putrinya yang terluka parah. Bahkan, masuk ke lubang perlindungan sudah ada mayat-mayat dan korban yang terluka parah.
“Terlintas dalam pikiran saya jika serangan itu terus dilanjutkan, maka menjelang petang mungkin seluruh penduduk Rengat sudah musnah,” kata Wasmad menggambarkan gentingnya situasi saat itu.
Hari Rabu, 5 Januari 1949 pagi, dua pesawat Belanda jenis Mustang dengan cocor merah di depannya terbang rendah di langit Kota Rengat yang baru diguyur hujan malam harinya. Dua pesawat itu melayang-layang di antara kerumunan masyarakat yang akan memulai aktivitas.
Sebelumnya, sudah tersiar kabar bahwa tentara Belanda akan menyerang Kota Rengat sebagai upaya merebut kembali kekuasaannya. Tanpa dinyana, pesawat itu mendadak menjatuhkan bom. Aksi dua pesawat Mustang yang mengebom setiap penjuru Rengat bahkan baru berakhir pukul 09.45 WIB.
Begitu Pesawat Mustang menghilang dari langit Rengat, muncul kembali tujuh pesawat Dakota. Pesawat tersebut menerjunkan ratusan pasukan baret merah Belanda atau sering disebut Korp Spesialie Tropen (KST), pasukan terlatih Belanda yang telah mengikuti pelatihan di Batu Jajar, Bandung. Pasukan ini diterjunkan di daerah Sekip yang berawa-rawa dan selama ini tidak begitu terjaga oleh tentara Indonesia.
Menjelang petang, situasi di Kota Rengat terus memburuk. Belanda kembali menurunkan pasukan Baret Hijau dalam jumlah besar. Mereka diperkirakan tiga kompi atau sekitar 350 orang.
Wasmad berupaya menyelamatkan diri dengan cara bergerilya. Namun pada tanggal 11 Januari 1949, Wasmad berhasil ditangkap pasukan Belanda di rumah orang tua angkatnya di daerah Sekip.
Wasmad kemudian digelandang ke dalam sel. Dalam tahanan, Wasmad bertemu dengan sejumlah tentara republik yang telah lebih dulu ditangkap Belanda. Pejuang baru dibebaskan Belanda pada tanggal 27 Desember 1949 seiring dengan penyerahan kedaulatan Belanda kepada Pemerintah Indonesia. Wasmad dan rekan-rekannya yang ditahan di bawa ke Taluk Kuantan untuk ditukar dengan tentara Belanda yang menjadi tahanan tentara republik.
Sementara itu, Bupati Tulus merupakan satu dari sekira dua ribu orang yang dibantai Belanda di Rengat pada 5 Januari 1949. Bupati Tulus ditembak mati di depan rumahnya, dan di hadapan istri dan anak-anaknya.
Sejarawan Universitas Amsterdam, Anne Lot-Hoek menyebut sebanyak 1500 sampai 2000 kematian warga sipil yang turut jadi korban dalam tragedi Rengat. Sementara, dokumentasi Belanda dalam Memorandum Excessennota (Nota Ekses) tahun 1969 meyakini keseluruhan korban hanya berjumlah 80 orang.
Nah, bagi Anda yang tengah berkunjung ke Riau, tidak ada salahnya singgah untuk sedikit mengetahui jejak tragedi pilu di Rengat. Tugu peringatan 5 Januari ini berlokasi di Jalan Ahmad Yani, Kota Rengat. Persis di depan rumah dinas Bupati Indragiri Hulu.
Selain itu, Anda juga dapat menikmati sejuknya Taman Nasional Bukit Tigapuluh, serta Danau Raja yang konon misterius. (ach/hdl)