Jakarta (pilar.id) – Hari ini, 7 April 1948, Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) didirikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. WHO adalah badan khusus PBB yang bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengkoordinasikan upaya kesehatan masyarakat internasional.
WHO memiliki tujuan untuk mencapai kesehatan yang optimal bagi semua orang tanpa membedakan ras, agama, politik, ekonomi, atau kondisi sosial.
WHO didirikan setelah Perang Dunia II, ketika delegasi dari Brasil dan Tiongkok mengusulkan pembentukan organisasi kesehatan internasional dalam kerangka PBB.
Lahirnya WHO, tentu tak lepas dari munculnya sejumlah peristiwa penting. Di antaranya pandemi flu Spanyol pada tahun 1918-1919, yang menewaskan lebih dari 50 juta orang di seluruh dunia, hingga pembentukan Liga Bangsa-Bangsa pada tahun 1920 yang memperkenalkan konsep kesehatan sebagai hak asasi manusia yang mendasar.
Kemudian Perang Dunia II (1939-1945), yang menyebabkan jutaan korban jiwa, luka-luka, penyakit, kelaparan, dan pengungsi. Perang ini juga menimbulkan ancaman epidemi seperti tifus, kolera, disentri, dan malaria. Perang ini membutuhkan kerjasama internasional untuk memberikan bantuan kesehatan dan rehabilitasi bagi para korban.
Disusul Deklarasi HAM Universal (1948), yang merupakan hasil rembuk negara-negara Timur dan Barat setelah mengalami trauma akibat kekejaman Nazi dan perang lainnya.
Deklarasi ini menyatakan bahwa setiap orang berhak atas tingkat kesehatan yang memadai untuk kesejahteraan dirinya dan keluarganya. Deklarasi ini juga menjadi dasar bagi WHO untuk melindungi hak asasi manusia dalam bidang kesehatan.
Revolusi industri dan kemunculan kapitalisme, yang membawa dampak positif dan negatif bagi kesehatan masyarakat, juga memberi dorongan kuat atas lahirnya WHO.
Di satu sisi, revolusi industri meningkatkan produksi, perdagangan, transportasi, dan komunikasi. Di sisi lain, revolusi industri juga menimbulkan masalah seperti polusi, kemiskinan, eksploitasi buruh, dan ketimpangan sosial. Revolusi industri juga memicu kemunculan sosialisme sebagai gerakan alternatif yang menuntut keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat.
Kemudian kebangkitan gerakan feminisme, yang menuntut kesetaraan gender dan hak-hak perempuan dalam berbagai bidang, termasuk kesehatan.
Gerakan feminisme memperjuangkan akses perempuan terhadap pendidikan, pekerjaan, kontrasepsi, aborsi, dan pelayanan kesehatan reproduksi. Gerakan feminisme juga mengkritik diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan dalam masyarakat patriarki.
Munculnya tren urbanisasi di beberapa negara membawa perubahan dalam pola hidup, lingkungan, dan budaya masyarakat. Urbanisasi juga menimbulkan tantangan baru bagi kesehatan masyarakat, seperti kepadatan penduduk, sanitasi buruk, penyakit kronis, stres, dan gaya hidup tidak sehat.
Hal lain, tentu saja, pertumbuhan ilmu pengetahuan, yang memberikan kemajuan dalam bidang medis, farmasi, biologi, genetika, dan teknologi informasi.
Pertumbuhan ilmu pengetahuan membuka peluang untuk penemuan obat-obatan baru, vaksinasi, diagnosis, pencegahan, dan pengobatan penyakit. Pertumbuhan ilmu pengetahuan juga menuntut standar etika dan regulasi yang lebih tinggi dalam praktik kesehatan.
Semua faktor ini memperkuat kesadaran dunia tentang pentingnya upaya bersama dalam peningkatan kesehatan masyarakat dan perlunya organisasi internasional yang fokus pada isu kesehatan global. WHO dibentuk untuk memimpin upaya global dalam meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit di seluruh dunia.
Proposal ini disetujui oleh 61 negara anggota PBB yang berkumpul di New York pada tahun 1946 dan menandatangani konstitusi WHO. Konstitusi WHO mulai berlaku pada 7 April 1948 setelah diratifikasi oleh 26 negara anggota PBB.
Sejak berdirinya, WHO telah melakukan berbagai aktivitas dan program untuk mengatasi masalah kesehatan global, seperti pemberantasan penyakit menular, peningkatan kesehatan ibu dan anak, pengembangan sistem kesehatan, penelitian dan pengembangan vaksin dan obat-obatan, serta tanggap darurat terhadap bencana dan wabah.
WHO juga menetapkan standar dan pedoman kesehatan internasional, serta bekerja sama dengan pemerintah, organisasi non-pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil dalam bidang kesehatan.
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang isu-isu kesehatan global dan tantangan yang dihadapi dalam mencapai kesehatan untuk semua, WHO menciptakan Hari Kesehatan Dunia yang diperingati setiap tanggal 7 April sejak tahun 1950.
Hari Kesehatan Dunia mengusung tema yang berbeda setiap tahunnya yang dipilih oleh Direktur Jenderal WHO berdasarkan saran dari pemerintah dan staf anggota. Hari Kesehatan Dunia memberikan kesempatan global untuk memusatkan perhatian pada isu-isu kesehatan dunia dan menggalang dukungan dan aksi dari berbagai pihak untuk mengatasi masalah kesehatan. (hdl)