Bandarlampung (pilar.id) – Institut Teknologi Sumatera (Itera) resmi mendirikan Sustainable Salmon Center. Program ini merupakan hasil kerjasama antara Itera dengan perusahaan internasional dari Jepang, PT Awina.
Salmon Center ini, nantinya akan menjadi pusat teknologi budidaya ikan salmon berbasis perairan darat. Selain itu, sustainable salmon center Itera juga dapat dimanfaatkan oleh dosen hingga mahasiswa guna melakukan pendidikan serta penelitian.
Sehingga, akan lahir teknologi lain yang bermanfaat. Lahirnya teknologi-teknologi terapan baru dari hasil riset inilah, yang menurut Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan Institut Teknologi Sumatera (Itera), Prof Sukarso, sesuai dengan program Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Sebab, Kemendikbudristek memang berupaya mendorong perguruan tinggi bersama mitra industri berkolaborasi guna menghasilkan riset dan teknologi terapan yang dibutuhkan masyarakat.
”Sustainable Salmon center Itera merupakan program yang memenangkan hibah Matching Fund Kedaireka Kemendikbud ristek Tahun 2021. Program ini hasil kerja sama antara Itera dan mitra industri PT Awina serta mitra internasional Kanazawa University, Jepang,” kata Prof Sukarso, dalam keterangan yang diterima, di Bandarlampung, Jumat (25/3/2022).
Menurutnya, selain dapat dijadikan sebagai pusat teknologi budidaya ikan salmon berbasis perairan darat, sustainable salmon center Itera juga dapat dimanfaatkan oleh dosen hingga mahasiswa guna melakukan pendidikan serta penelitian sehingga akan lahir teknologi lain yang bermanfaat.
“Semoga pusat ikan salmon berbasis ini tidak hanya dapat memberikan manfaat bagi mitra industri, tetapi juga dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan dosen Itera dalam pengembangan riset dan teknologi ke depan,” kata dia.
Sementara itu, penggagas Sustainable Salmon Center yang juga Kepala LPPM Itera, Acep Purqon., Ph.D, mengatakan bahwa pendirian pusat ikan salmon ini merupakan salah satu bentuk kontribusi Itera dalam menjawab permasalahan yang ada di Sumatera.
“Pusat ikan salmon berbasis perairan darat dengan memanfaatkan sumber energi terbarukan diharapkan dapat mengatasi permasalahan di Pulau Sumatera, salah satunya stunting atau gagal tumbuh akibat kekurangan gizi pada anak,” katanya.
Ia juga mengatakan bahwa salmon center menjadi simbol dan etalase pemanfaatan teknologi ramah lingkungan yang ada di Itera dan diharapkan dapat terus dikembangkan.
“Budi daya ikan salmon selama ini dinilai yang paling sulit, sehingga jika kita sudah berhasil mengembangkan teknologi ini, maka akan mudah untuk mengembangkan teknologi lainnya,” ujarnya.
Perwakilan PT Awina Internasional Dr. Ichsan, berharap Itera dapat memanfaatkan dan mengembangkan, serta menjaga teknologi salmon center yang telah dibangun, serta dapat turut merealisasikan program ekonomi sirkular dengan pemanfaatan energi terbarukan.
“Dalam projek ini, kami juga tidak sepenuhnya memanfaatkan teknologi dari luar yang ada di Jepang, tetapi mengkombinasikannya dengan teknologi lokal Indonesia,” kata dia. (fat/antara)