Yogyakarta (pilar.id) – Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta bersama Dinas Perindustrian Koperasi dan UMKM Kota Yogyakarta meresmikan sentra Industri Kecil Menengah (IKM) Kotagede dan Pakualaman di Halaman Kemantren (Kecamatan) Kotagede, Yogyakarta, Kamis (15/9/2022).
Sentra IKM yang dilaunching antaranya Sentra Industri Perak Purbayan, Sentra Industri Jamu Tradisional Rejowinangun, Sentra Industri Konveksi Purbayan, dan Sentra Industri Batik Gunung Ketur.
Kepala Dinas Perindustrian Koperasi dan UMKM Kota Yogyakarta, Tri Karyadi Riyanto mengatakan peluncuran ini untuk lebih mengoptimalkan pembinaan IKM, mengenalkan sentra IKM pada masyarakat luas, serta meningkatkan kualitas pelaku IKM yang tergabung dalam sentra untuk dapat bersaing secara kompetitif di pasar global sehingga dapat meningkatkan pendapatan perekonomian di Kota Yogyakarta.
“Keberadaan sentra ini melalui kajian yang dalam, dibentuklah 30 sentra IKM dan tersebar di 14 Kemantren. Untuk dapat membentuk sentra IKM apabila dalam suatu wilayah tersebut ada IKM yang sejenis. Rangkaian launching akan berada di enam titik, saat ini sudah berada di titik kedua,” kata Tri, Kamis (15/9/2022).
Mantri Pamong Praja Kemantren Pakualaman, Cahya Wijayanta mengungkapkan launching ini merupakan sesuatu yang dicita-citakan sejak awal oleh para pelaku IKM, karena membantu mempromosikan sentra industri di masing-masing Kemantren untuk dapat meningkatkan kunjungan wisatawan.
Oleh karenanya, Cahya berharap agak pelaku IKM dapat memperhatikan urusan adminstratif dan kualitas produk yang dipasarkan.
“Ada empat hal yang harus kita lakukan, pertama setiap industri ini harus memperbaiki kualitas produknya dengan memperhatikan nomor BPA yang melekat di kemasan, lalu kita mengupayakan setiap IKM yang berjumlah hampir 300 tempat untuk kami dorong memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB),” terang Cahya.
Untuk mempermudah pelaku UMKM, pihaknya juga membantu membuatkan akunnya di Kemantren, kemudian didaftarkan.
“Ketiga dengan mendorong strategi administrasi membedakan transaksi antara uang pribadi dan uang usaha sehingga para pelaku dapat mengetahui apakah usahanya maju atau tidak, serta memperhatikan strategi pemasaran, nah ini yang mungkin barangkali ini salah satunya adalah dengan adanya sentra ini,” tambahnya.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Walikota Yogyakarta, Sumadi menuturkan IKM di Yogyakarta sudah diakui oleh Presiden RI melalui Kementerian Dalam Negeri (Mendagri) bahwa IKM mampu bertahan ketika kondisi pandemi covid-19, sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi mencapai 4,16 persen.
Sumadi berharap, launching IKM ini tidak hanya sekadar seremonial namun harus ditindaklanjuti. Pemkot Yogyakarta, dalam hal ini akan terus membuat kebijakan dan regulasi terkait IKM.
“Kita juga berkolaborasi dengan beberapa stakeholder termasuk dari baznas yang memfasilitasi bagaimana IKM kita itu selalu bisa bertumbuh dan berkembang karena Jogja terkenal dengan kreatifitas dan inovasinya dan itu harus selalu kita fasilitasi,” terngnya.
Pihaknya juga berkomunikasi dengan lembaga keuangan perbankan yang bisa memberikan stimulan bantuan permodalan.
“Serta di era digital ini mau tidak mau harus dijadikan alat untuk terus mempromosikan UMKM karena kalau berputar dengan kondisi konvensional maka kita akan tertinggal,” imbuhnya. (riz/hdl)