Jakarta (pilar.id) – Memulai tahun 2023, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), telah memasang target untuk bisa mendapatkan investasi sebesar 1,7 miliar Dolar Amerika (USD).
Selain itu, SKK Migas juga berupaya untuk mencapai target pengeboran sebanyak 991 sumur dimana 57 sumur diantaranya adalah sumur eksplirasi.
Deputi Eksplorasi, Pengembangan, dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas, Benny Lubiantara menyebut rencana ini meningkat hingga 90 persen dibanding tahun 2022 dengan 30 sumur dan investasi eksplorasi sebesar 0,8 miliar Dolar Amerika.
“Investasi eksplorasi 2022 ini bisa dikatakan meningkat 33 persen dibanding tahun sebelumnya. Dimana sudah recover akibat pandemi, bahkan tertinggi dalam lima tahun terakhir,” ucapnya saat konferensi pers, Selasa (18/1/2023).
Benny mengungkapkan adapun aktivitas utama eksplorasi tahun 2022 yang cukup banyak mengalami penurunan. Dalam studi G&G realisasi 2022 relatif lebih rendah dibanding tahun 2021, karena menyesuaian jadwal pengeboran.
“Kemudian, Survey tensor gravity juga turun dibanding tahun 2021 dengan capaian realisasi sebanyak 48.524 kilometer persegi,” terangnya.
Pasalnya, lanjut Benny kedatangan pesawat untuk melakukan survey mengalami delay atau penundaan serta adanya kendala teknis dan cuaca, sehingga baru dimulai pada November 2022.
Selain itu, terjadi penurunan aktivitas seismic ketimbang tahun 2021 karena adanya perubahan strategi survei seismic serta ketersediaan kapal seismik yang terbatas.
Sementara, Deputi Eksploitasi SKK Migas, Wahju Wibowo mengungkapkan aktivitas utama pekerjaan eksploitasi tahun 2021 menyelesaikan pengeboran sumur sebanyak 480 sumur, dan tahun 2022 merealisasikan 790 sumur.
“Untuk tahun 2023 sudah kita rencanakan dan sudah rencana kerja sebanyak 991 sumur. Kenapa meningkat banyak, karena sumur itu tidak sekali ngebor terus selama-lamanya, jadi perlu dirawat tiga sampai empat kali dalam setahun untuk satu sumur,” bebernya.
Tren pengeboran, imbuhnya dilakukan secara agresif. Pasalnya, jumlah pengeboran beberapa tahun terakhir sempat mengalami penurunan jauh dari angka tertinggi pada tahun 2014 silam sehingga langkah ini telah berhasil menghentikan penurunan produksi.
“Kenapa harus agresif, jumlah sumur yang kita tajak setiap bulan saat mau take off ada pandemi, dan tahun ini bisa mencapai 900 sumur, sudah stabil dari tahun tertinggi sebelum pandemi,” tambahnya.
Menyoal proyek onstream 2022, lanjutnya pihaknya menjanjikan 12 proyek, dengan 10 onstream dan dua proyek telah selesai namun masih tahap pengeboran. Apabila semua proyek berproduksi, ada tambahan 19.000 barel oil per day (BOPD) dengan nilai investasi sebanyak US$ 1,35 miliar. (riz/fat)