Jakarta (pilar.id) – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan optimismenya terhadap perekonomian nasional. Menurutnya, daya tahan ekonomi Indonesia cukup baik bila melihat pergerakan pertumbuhan ekonomi dari kuartal I-IV tahun 2022.
“Daya tahan perekonomian kita nampaknya cukup baik dengan pertumbuhan yang tetap terjaga,” kata Sri Mulyani, di Jakarta, Selasa (3/1/2022).
Menurut Sri Mulyani, Indonesia harus bersyukur karena momentum pemulihan ekonomi nasional masih terus terjaga. Pertumbuhan ekonomi selama 4 kuartal 2022, bahkan tumbuh di atas 5 persen.
“Kuartal II-2022 meningkat 5,4 persen dan kuartal III-2022 di 5,72 persen,” kata Sri Mulyani.
Sri Mulyani memperkirakan sampai dengan akhir tahun momentum pemulihan masih akan bertahan. Namun, pengaruh global dipastikan tetap akan memberikan sedikit dampak. Terlebih gejolak global sangat dahsyat yang ditunjukkan capital market negara-negara merosot tajam.
“Dan kita lihat di kuartal ke IV ini, kondisi dari kegiatan ekonomi juga masih relatif baik. Ini tentu memberikan optimisme kepada kita semuanya. Ada confidence,” kata Sri Mulyani.
Menurut Sri Mulyani, kuatnya perekonomian nasional didukung oleh kinerja sektor produksi mulai mengalami pemulihan. Bahkan level gross domestic product (GDP) nasilan berada 6,6 persen di atas level pra covid atau pada 2019. Termasuk transportasi yang mengalami imbas yang sangat dalam juga sudah mulai pulih.
“Ini yang menggambarkan bahwa perekonomian Indonesia mengalami pemulihan, baik dari sisi demand. Konsumsi sudah tumbuh di atas 5 persen, investment merambat di atas 5 persen, ekspor bertahan bagus, dan impor mulai tumbuhnya permintaan barang-barang raw materiil,” kata Sri Mulyani.
Jika dilihat secara spasial, semua pulau di Indonesia mengalami pertumbuhan positif di kuartal III-2022. Bahkan, Sulawesi, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, serta Maluku dan Papua tumbuh di atas perekonomian nasional. Pertumbuhan ekonomi tertinggi di pulau Sulawesi, yakni 8,24 persen dan berkontribusi terhadap perekonomian nasional sebesar 7,11 persen. Sektor pertambangan, penggalian, dan industri menjadi penopang utama perekonomian di Sulawesi.
“Bali yang selama ini sangat terpukul, kita lihat sekarang sudah tumbuh positif di 6,69 persen,” tandas Sri Mulyani. (ach/din)