Yogyakarta (pilar.id) – Agustus Tahun 2022 ini, Indonesia akan memasuki usia ke-77 sejak Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 lalu. Momen tersebut, menurut Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X dapat jadi momentum membangkitkan kebhinekaan bangsa Indonesia di tengah tantangan global.
Hal tersebut disampaikan oleh Sultan HB X dalam acara peringatan 77 tahun Indonesia dengan tema“Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat”. Tema tersebut, sekaligus mengandung makna kerja bersama merupakan syarat bangkit kembali dalam berbagai aspek. Terutama setelah serangan Pandemi Covid-19.
“Bhinneka Tunggal Ika jangan hanya dijadikan mitos, tetapi hendaknya dijadikan etos bangsa untuk memperkokoh kebangsaan di tengah tarikan globalisasi budaya,” kata Sultan HB X di Bangsal Srimanganti, Keraton Yogyakarta, Jumat (12/8/2022).
“Bersama di sini dapat dimaknai sebagai upaya lintas agama, etnik, dan golongan yang terakumulasi menjadi ‘The Energy of Indonesia‘. Sejarah telah menorehkan semangat kebhinnekatunggalikaan yang bisa dilacak dari narasi-narasi kemanusiaan para pribadi pelaku sejarah,” lanjutnya.
Sri Sultan melanjutkan bahwa keberagaman sejatinya merupakan keniscayaan sekaligus sesuatu yang sepatutnya disyukuri.
“Saat kita membicarakan sebuah negara, maka keberagaman adalah sebuah keniscayaan yang sudah seharusnya kita hargai dan kita syukuri. Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa yang besar dengan keniscayaan keberagaman,” kata dia.
Menurut dia, terdapat tiga aspek penting yang terkait dengan keberagaman di Indonesia yakni bahasa, agama, dan kepercayaan.
“Ketiganya dapat semakin kokoh jika dilandasi semangat Bhinneka Tunggal Ika,” kata dia.
Menurut Sultan, hal lain yang menjadi landasan bertindak dan penting untuk dilakukan adalah penerapan nilai-nilai saling mengasihi dan menghargai sesama yang beragam demi terwujudnya kedamaian.
“Perlakukanlah setiap orang sebagaimana kamu sendiri ingin diperlakukan orang lain,” kata Sri Sultan.
Indonesia bukanlah sekedar nama-nama atau gambar deretan pulau-pulau di peta dunia, melainkan sebuah kekuatan dahsyat yang disegani oleh bangsa-bangsa lain dengan penuh hormat.
“Inilah realitas kebhinekaan budaya-budaya kita, yang selain sebagai kekayaan, juga mengekspresikan Kemerdekaan Indonesia di bidang budaya,” kata dia. (fat)