Surabaya (pilar.id) – Berawal dari rasa penasaran ingin menjajal hal yang sama dengan temannya, Piniela Sutandi akhirnya mengikuti kompetisi Koko Cici Jawa Timur 2021 yang diselenggarakan oleh Harian Disway Surabaya.
Perempuan 21 tahun ini bercerita, jika dirinya selama ini sudah sering melihat sosial media Koko Cici Jatim. Hingga bulan Oktober lalu, dirinya memberanikan diri untuk mendaftar, mengikuti audisi sampai di titik dirinya berhasil lolos menuju grand final dan menjadi Cici Jatim 2021
Proses dari audisi hingga final memakan waktu dua bulan, tepatnya dari Oktober sampai Desember. Dimulai dari wawancara hingga melakukan talent show
“Ketika itu saya memainkan alat musik tradisional kutilang. Tak hanya itu, saya juga bisa memainkan angklung. Sejak SD tertarik dengan budaya tradisional, termasuk alat musiknya,” cerita perempuan kelahiran 2000 ini.
Setelah itu, terpilihlah 24 peserta semifinalis atau 12 pasang Koko Cici. Terdapat banyak materi-materi yang diberikan, baik secara online maupun offline. Di saat menuju tahap finalis, peserta ditugaskan mengenalkan objek pariwisata yang bertajuk Budaya Tionghoa berupa video reels di Instragram
“Saat itu saya mengenalkan Kampung Pecinan Kapas Dalam, kampung tersebut istilahnya seperti China Town-nya Surabaya. Hingga akhirnya saya lolos ke babak finalis, dengan 20 peserta atau 10 pasang Koko Cici Jatim” ucap Piniela yang kini aktif menjadi asisten dosen dan content creator di Instragam serta Tiktok ini.
Usai terpilih ke babak final, 20 peserta dikarantina selama 4 hari 3 malam di Gedung Student Center Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Hingga di tanggal 19 Desember menjadi puncak penutupan event tahunan ini, yang diselenggarakan di Graha UNESA dan dirinya menjadi juara.
“Gak menyangka juga, soalnya disini saya pribadi sendiri tidak terlalu mengejar menjadi juara atau mengincar hadiahnya, tetapi tentang mau bertanggungjawab atas komitmen yang kita beri di KOCI Jatim ini dan melakukan terbaik sesuai versiku. Jadi tidak ada beban dalam menjalaninya” tegas alumni 2021, Teknik Sipil Universitas Kristen Petra (UK Petra) Surabaya ini.
Selama proses dua bulan itulah, dirinya mendapat banyak pembelajaran dari mulai belajar make up, catwalk, investasi dan banyak hal yang membuat Piniela seakan tak sia-sia mengikuti kompetisi KOCI Jatim 2021 ini.
“Ibaratnya kita diawal seperti masih kosong yang jadi berisi. Kita diberi materi lengkap, gak hanya tentang branding diri, tetapi banyak hal, termasuk belajar keorganisasian. Semua prosesnya berkesan bagi saya,” jabar perempuan yang baru pertama kali ikut Koko Cici Jatim ini.
Ke depan, dirinya sebagai duta wisata Cici Jatim akan mulai mengadakan rapat perdana untuk menjelaskan program kerja selanjutnya, seperti persiapan KOCI Jatim di 2022, perayaan Imlek dan lainnya. Meski bertugas dalam setahun. Tetapi ia merasa sekali menjadi bagian Koko Cici akan tetap seterusnya menjadi keluarga Koko Cici.
“Harapannya bisa bekerja sama dengan KOCI provinsi lain, menuntaskan proker dan terus berinovatif. Jika kemudian dipilih ke Cici tingkat nasional saya siap,” tutup Piniela (jel)