Surabaya (pilar.id) – Tren buruk Persebaya di Liga 1 Indonesia berlanjut pada pertandingan pekan kesembilan saat melawan Rans Nusantara FC di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, Kamis (15/9/2022) malam kemarin.
Persebaya menelan kekalahan ketiga beruntun mereka dengan skor 1-2 dari Rans Nusantara. Kekalahan ini, menyulut kemarahan dari suporter Persebaya, Bonek Mania yang merusak fasilitas di stadion tersebut.
Tak berhenti di situ, Bonek melanjutkan aksi dengan menggelar demonstrasi di depan kantor Manajemen Persebaya Surabaya. Usai rentetan hasil buruk dan didemo oleh Bonek, Azrul Ananda secara resmi mengundurkan diri dari jabatan sebagai Presiden Persebaya Surabaya.
“Saya putuskan, saya akan mengundurkan diri sebagai CEO Persebaya,” kata Azrul di kantor manajemen Persebaya di kawasan Surabaya Town Square, Jumat (16/9/2022).
Rentetan hasil buruk yang diraih Persebaya belakangan ini, kata Azrul, murni dari kesalahannya.
“Sebenarnya usai pertandingan melawan PSM Makassar kami sudah rapat, ada plan A, plan B dan lain-lain. Tapi situasi sudah berubah, saya putuskan ya sudahlah, mungkin saya bukan orang yang tepat memegang Persebaya,” ujar dia.
Dengan keputusan tersebut, secepatnya Azrul akan menyelesaikan proses legal pengunduran dirinya sebagai CEO. Namun dia memastikan akan tetap berada di Persebaya hingga kompetisi Liga 1 musim ini usai
“Semua tanggung jawab, semua tanggungan-tanggungan akan kita selesaikan sebaik mungkin. Kami akan menyelesaikan secara legal sebaik mungkin dengan positif dan sebaik-baiknya,” kata Azrul.
“Saya bukan orang yang lari dari tanggung jawab, saya akan menyelesaikan ini. Kita akan menuntaskan musim ini sebaik mungkin,” kata dia.
Pada kesempatan itu, Azrul meminta jajaran pelatih dan pemain untuk tidak khawatir terkait nasibnya pascapengunduran dirinya.
“Jangan khawatir pemain, para pelatih, kita akan menuntaskan semua tanpa keluhan atau apapun. Kita akan tetap mendukung tim ini untuk meraih hasil maksimal sampai akhir musim,” ujar dia.
Azrul memastikan Persebaya akan tetap dipegang oleh orang Surabaya setelah dia tidak menjabat sebagai CEO.
“Ini yang harus saya pastikan bahwa Persebaya harus tetap ada di Surabaya, tidak boleh keluar. Dan Persebaya harus dipegang orang dari Surabaya,” kata Azrul. (fat)