Jakarta (pilar.id) – Ide berbuka puasa dengan yang manis mungkin masuk akal. Tapi bagi sebagian orang, berbuka dengan yang manis, bahkan terlalu manis, mungkin jadi pantangan.
Sebuah catatan menyebut, saat berbuka puasa, kita sebaiknya menghindari makanan dan minuman yang terlalu manis karena dapat berdampak buruk bagi kesehatan tubuh.
Tentu, ada beberapa alasan mengapa kita harus mengurangi konsumsi gula saat berbuka puasa. Mengapa? Simak alasannya.
Meningkatkan risiko hiperglikemia
Hiperglikemia adalah kondisi di mana kadar gula darah dalam tubuh menjadi terlalu tinggi. Hal ini dapat terjadi jika kita mengonsumsi makanan dan minuman manis secara berlebihan saat berbuka puasa. Hiperglikemia dapat menyebabkan gejala seperti haus, sering buang air kecil, lemas, pusing, mual, dan bahkan koma .
Mengganggu nafsu makan
Makanan dan minuman manis dapat membuat perut kita cepat kenyang dan merasa puas. Padahal, kita masih membutuhkan asupan nutrisi lainnya yang berasal dari makanan berat dan sahur. Jika kita terlalu kenyang karena makanan manis, kita akan cenderung mengurangi porsi makanan berat atau bahkan melewatkan sahur. Hal ini dapat menurunkan daya tahan tubuh dan membuat kita mudah lelah saat berpuasa .
Menyimpan lemak berlebih
Makanan dan minuman manis mengandung kalori yang tinggi. Jika kalori yang masuk ke tubuh melebihi kebutuhan energi, maka kalori tersebut akan disimpan sebagai lemak. Lemak berlebih dapat menyebabkan obesitas dan berbagai penyakit kronis seperti diabetes, jantung, dan stroke.
Oleh karena itu, sebaiknya kita memilih makanan dan minuman yang sehat dan bergizi untuk berbuka puasa. Misalnya, kurma, buah-buahan segar, sayuran rebus, sup ayam, ikan bakar, atau nasi merah.
Untuk minuman, kita bisa memilih air putih, jus buah tanpa gula tambahan, teh hijau, atau susu rendah lemak. Makanan dan minuman ini dapat memberikan energi yang cukup untuk tubuh tanpa menimbulkan efek samping yang merugikan. (ret/hdl)