Jakarta (pilar.id) – Pemerintah Indonesia memiliki niat kuat untuk memperkuat industri gim lokal melalui Peraturan Presiden (Perpres) tentang Program Percepatan Pengembangan Industri Gim Indonesia yang direncanakan akan segera diterbitkan.
Dijelaskan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi ad-interim, Erick Thohir, Indonesia seharusnya lebih dari sekadar menjadi pasar bagi produsen digital, terutama dalam industri gim.
“Kita tidak menutup diri terhadap produk luar negeri, tetapi kita tidak ingin menjadi hanya sebagai target pasar. Itulah mengapa kolaborasi yang menguntungkan semua pihak menjadi penting. Kami berharap ini akan menjadi langkah positif bagi semua orang,” ujar Erick dalam acara Asia Creative and Digital Economy Youth Summit (ACE-YS) di TMII, Jakarta, Sabtu (28/10/2023).
Kehadiran Perpres tersebut dianggap penting untuk mendukung perkembangan industri gim lokal. Erick berharap Perpres ini akan memberikan kesempatan bagi industri gim dalam negeri untuk tumbuh lebih besar, tidak hanya dalam produksi gim itu sendiri, tetapi juga dalam pengembangan produk-produk terkait. Dia juga berharap Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dapat berkolaborasi dengan universitas dalam mendukung perkembangan industri gim.
Menurut Erick, sekitar 150 juta orang di Indonesia menggunakan gim dari produsen global. Meskipun demikian, Indonesia belum merasakan manfaat ekonomis yang cukup signifikan dari fenomena ini. Erick juga berharap bahwa produsen gim global dapat bermitra dengan Indonesia untuk mengembangkan gim-gim lokal.
“Maka dari itu, saya menyampaikan keberatan kemarin. Ini harus adil bagi bangsa Indonesia. Kami tidak ingin terus-menerus merasa dirugikan secara ekonomi, tetapi bagaimana kita dapat berkolaborasi secara menguntungkan,” ungkapnya.
Sementara itu, Deputi Menteri Koordinator Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Odo RM Manuhutu, menyatakan bahwa sebagian besar pendapatan industri gim, sekitar 99,5 persen, mengalir ke luar negeri.
Dengan kehadiran Perpres, pemerintah berharap dapat mengubah situasi ini dan mendorong sekitar 70 persen pendapatan industri gim untuk masuk ke dalam negeri melalui industri gim lokal. Target ini diharapkan dapat tercapai pada tahun 2024 hingga 2025.
Selain itu, Perpres ini juga akan mendukung pembentukan sumber daya manusia yang kompeten melalui pelatihan-pelatihan. Perpres juga akan mengatasi sejumlah tantangan yang dihadapi oleh industri gim, termasuk akses pembiayaan, pengembangan perangkat keras dan lunak, serta upaya promosi.
“Generasi muda kita cenderung memainkan gim-gim dari luar negeri, sehingga pendapatan ini keluar. Kami ingin mengubah situasinya. Salah satu caranya adalah dengan mendorong generasi muda kita untuk memproduksi gim lokal. Hal ini termasuk peningkatan kualitas sumber daya manusia, perangkat lunak, dan peraturan turunannya,” jelas Odo. (hdl)