Surabaya (pilar.id) – Isu perubahan iklim masih menjadi topik hangat di Indonesia dan seluruh dunia. Beberapa kejadian lingkungan yang belakangan terjadi, seperti gelombang panas ekstrem dan prediksi terjadinya El Nino di bulan Agustus mendatang, semakin memperparah situasi.
Tapi menurut Wahid Dianbudiyanto, pengamat lingkungan dari Universitas Airlangga, isu perubahan iklim bukanlah sesuatu yang baru. Sudah banyak tempat dan forum yang membahas masalah ini.
Perubahan iklim, lanjutnya, jadi pemicu yang kemudian memperburuk keadaan dan fenomena alam yang terjadi. Dia mengatakan bahwa, “Secara sains, peristiwa El Nino dan Global Warming belum dapat dikatakan berhubungan karena perbedaan event yang cukup besar”.
Dikatakan pula, keduanya dapat berdampak terhadap perubahan iklim. Dia menambahkan bahwa ada dua hal penting yang harus dipersiapkan dalam menyikapi perubahan iklim, yaitu adaptasi dan mitigasi.
Dalam hal adaptasi, masyarakat perlu bersiap dengan suhu tinggi yang diakibatkan oleh El Nino atau curah hujan ekstrim akibat perubahan iklim. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan termasuk mengurangi aktivitas di luar rumah dan menanam pohon.
Dianbudiyanto juga menyarankan untuk menggunakan sunscreen untuk menjaga kesehatan kulit di bawah sengatan matahari.
Sementara itu, untuk upaya mitigasi atau pencegahan, masyarakat dapat memulai gaya hidup hijau dengan menanam pohon. Dianbudiyanto mengatakan bahwa meskipun menanam pohon merupakan tindakan adaptasi, itu juga dapat dianggap sebagai upaya mitigasi karena pohon dapat menyerap karbon dioksida dan mengurangi dampak pemanasan global. Selain itu, pohon juga dapat menjaga sumber air tetap hidup dan menjadi upaya mitigasi saat terjadi kemarau panjang. (mad/hdl)