Meulaboh (pilar.id) – Banjir parah melanda sejumlah kecamatan di Kabupaten Aceh Barat dan menyebabkan lumpuhnya 36 Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dampak banjir yang terjadi di lima kecamatan, yakni Pante Ceureumen, Woyla, Panton Reu Kaway XVI, Sungai Mas, Samatiga, Bubon, dan Arongan Lambalek, membuat aktivitas belajar mengajar tidak dapat dilaksanakan dengan optimal.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Barat, Husaini, mengungkapkan bahwa sekolah yang terdampak melibatkan beberapa SD, seperti SDN 11 Meulaboh, SDN 17 Meulaboh, dan SDN 27 Meulaboh di Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat. Selain itu, SDN Tanjong Meulaboh, SDN Alue Peudeung, SDN Pasi Teungoh, SDN Pasi Jeumpa, SDN Gampong Baro Kecamatan Panton Reue, serta SDN Pasi Aceh Kecamatan Meureubo juga terkena dampak.
Banjir juga menyebabkan aktivitas di SDN Teupin Peuraho, SDN Keub, dan SDN Arongan Lambalek di Kecamatan Arongan Lambalek terdampak. Di Kecamatan Bubon, SDN Alue Lhok, dan di Kecamatan Woyla Timur, SDN Napai, SDN Alue Meuganda, SDN PIR Batee Puteeh, SDN Pasi Ara, serta SDN Blang Luah juga mengalami dampak serius.
Sementara itu, SMPN 5 Meulaboh, SMPN 1 Kaway XVI, SMPN 3 Woyla Timur, SMPN 3 Kaway XVI, SMPN 3 Meureubo, SMPN 2 Woyla Barat, SMPN 1 Woyla Timur, SMPN 3 Woyla Timur, SMP Kubu Capang, SMPN 4 Woyla, SMPN 2 Woyla, SMPN 1 Woyla Barat, dan SMPN 1 Kaway XVI juga tidak dapat melaksanakan aktivitas belajar mengajar.
Husaini menyampaikan bahwa pihaknya sedang melakukan pendataan terhadap kerugian yang timbul akibat banjir. “Kami terus memantau kondisi di sekolah-sekolah yang terdampak banjir, berharap tidak ada kerugian besar akibat bencana alam ini,” katanya.
Banjir di Aceh Barat telah melibatkan sejumlah kecamatan dan masih berlanjut sejak Selasa (21/11/2023) dini hari WIB. Penjabat Bupati Aceh Barat, Drs Mahdi Efendi, turun langsung memantau kondisi banjir di beberapa kecamatan bersama Kepala Pelaksana BPBD Jamal Mirda dan Kadinsos T. Remi.
Hingga pukul 17.00 sore, banjir belum menunjukkan tanda-tanda surut. Beberapa lokasi, seperti Kecamatan Kaway XVI, jalan utama terendam air banjir sehingga tidak dapat dilalui oleh kendaraan roda dua hingga roda empat.
Dalam upaya pemantauan langsung, PJ Bupati bersama Dandim menggunakan truk trado untuk melintasi daerah yang terdampak. Mereka melakukan pemantauan sepanjang hari di Gp. Meunasah Rambot, Kaway XVI, di mana 22 Kepala Keluarga terjebak dalam banjir. Dalam upaya penanganan darurat, Mahdi Efendi memberikan instruksi kepada BPBD untuk segera melakukan evakuasi warga ke tempat yang lebih aman.
Evakuasi melibatkan Tim Basarnas dan relawan dari PT. Mifa Bersaudara dan UTU. Semua pihak terlibat dalam upaya menyelamatkan warga yang terdampak banjir dengan memastikan penanganan kedaruratan dilakukan secara efektif.
Rombongan Bupati melibatkan berbagai pihak, termasuk Dinsos dan Dinas PUPR, untuk memberikan dukungan dalam evakuasi dan penanganan bencana. Komitmen untuk menyelamatkan warga yang terisolasi oleh banjir menjadi fokus utama dalam menangani situasi darurat ini.
Mahdi Efendi menegaskan komitmennya untuk menyalurkan bantuan darurat kepada korban banjir di Aceh Barat. BPBD melaporkan bahwa luapan banjir telah meluas ke beberapa kecamatan lainnya, seperti Kaway XVI, Panton Reu, Pante Ceureumen, Woyla, dan Bubon.
Pendataan korban banjir terus dilakukan, dan bantuan makanan serta perlengkapan lainnya akan segera didistribusikan kepada masyarakat yang terdampak banjir. Upaya terkoordinasi secara cepat dan efektif sedang dilakukan untuk merespons kondisi darurat akibat banjir yang masih melanda sebagian wilayah Aceh Barat.
Mahdi Efendi masih berada di lokasi terdampak banjir, terus mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada. Dia menekankan pentingnya mencari tempat yang lebih aman jika air masih belum surut sepenuhnya. Meskipun situasi masih sulit, upaya memberikan bantuan dan kebutuhan pokok kepada masyarakat yang terdampak banjir terus berlangsung. “Kita berkomitmen untuk tetap berada di lapangan dan mengawasi situasi banjir sembari memastikan keselamatan masyarakat menjadi prioritas utama dalam menangani dampak bencana ini,” tutupnya. (riq/ted)