Surabaya (pilar.id) – Elon Musk, seorang pengusaha ternama, menggemparkan dunia dengan klaim bahwa perusahaannya, Neuralink, berhasil menanamkan chip pada otak manusia. Melalui media sosial, Musk menyatakan bahwa prosedur penanaman chip berlangsung sukses, dan hasil awal menunjukkan lonjakan aktivitas neuron yang menjanjikan.
Menyikapi hal ini, Rizki Putra Prastio Ssi MT, dosen Teknik Robotika dan Kecerdasan Buatan (TRKB) Universitas Airlangga (UNAIR), memberikan penjelasan terkait teknologi tersebut. Tio, panggilan akrabnya, menjelaskan bahwa dalam dunia elektronika, chip merujuk pada sirkuit terpadu atau Integrated Circuit (IC).
“Chip adalah suatu komponen yang berisikan komponen-komponen lebih kecil lagi, umumnya ditemukan pada benda-benda elektronik,” terang Tio.
Fungsi chip bervariasi tergantung pada tujuannya. Dalam otak, impuls listrik mengatur gerakan tubuh, dan chip yang ditanam harus terhubung dengan saraf yang mengendalikan gerakan tersebut.
“Penanaman chip di otak dibutuhkan ketika seseorang mengalami masalah komunikasi antara otak dan anggota tubuhnya. Sehingga, dengan bantuan chip, orang tersebut dapat menggerakkan bagian tubuhnya sesuai dengan pikiran,” jelas Tio.
Cip yang ditanam harus biokompatibel agar tidak menyebabkan penolakan oleh tubuh. Meskipun Tio setuju dengan langkah Neuralink untuk membantu pasien dengan masalah gerak, dia juga menyatakan adanya potensi dampak negatif, termasuk potensi pengendalian dari luar.
“Hal ini menandai kemajuan teknologi dan peradaban manusia. Namun, tidak bisa diabaikan kemungkinan dampak negatif yang mungkin muncul,” ungkap Tio.
Menurutnya, Neuralink menandai kemajuan ilmu pengetahuan yang memerlukan kesiapan manusia untuk menghadapinya. (ipl/hdl)