Jakarta (pilar.id) – Beberapa kota besar di Indonesia, seperti Tangerang Selatan, Bandung, Surabaya, dan Palangkaraya, saat ini menghadapi masalah polusi udara yang mengakibatkan kualitas udara yang sangat buruk. Bahkan, DKI Jakarta pernah menempati peringkat teratas sebagai wilayah perkotaan paling terpolusi di dunia dengan indeks kualitas udara mencapai 172.
Situasi ini mengakibatkan penyebaran PM 2.5, yaitu partikel polutan yang berbahaya jika terhirup dan berada di sistem pernapasan dalam jangka waktu lama. Hal ini dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit pernapasan, termasuk pneumonia.
Berdasarkan kondisi tersebut, PT Pfizer Indonesia bersama dengan HXD dan AmCham Indonesia telah mengadakan C-Suite Breakfast Dialogue pada Rabu (20/9) pagi di The Ritz-Carlton Jakarta, Mega Kuningan. Acara ini bertujuan untuk membahas kebijakan perlindungan kesehatan dan produktivitas karyawan yang fokus pada risiko penyakit pernapasan di tempat kerja dengan melibatkan para ahli kesehatan dan pimpinan perusahaan.
Pneumonia adalah salah satu penyakit yang rentan menyerang masyarakat, dengan data global menunjukkan 2,5 juta kasus kematian akibat pneumonia pada tahun 2019. Terutama, bagi populasi yang pernah terinfeksi COVID-19, risiko terkena pneumonia meningkat, yang dapat mengakibatkan gangguan pernapasan akut yang lebih mematikan.
Risiko ini berlaku untuk berbagai kelompok, termasuk yang memiliki penyakit komorbid seperti penyakit paru dan jantung kronis, diabetes, asma, peminum alkohol, perokok aktif, dan pekerja di lingkungan industri perkotaan yang terpapar polusi udara dalam aktivitas sehari-hari.
Dengan memburuknya kualitas udara di banyak lokasi di Indonesia baru-baru ini, risiko pneumonia semakin meningkat, yang dapat berdampak negatif pada produktivitas karyawan di tempat kerja.
Menurut Prof. Dr. dr. Allen Widysanto, Sp.P, seorang Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi (Paru-Paru) di Rumah Sakit Siloam, penyelenggaraan C-Suite Breakfast Dialogue adalah momen yang tepat untuk meningkatkan kesadaran akan risiko penyakit pernapasan di tempat kerja.
Penyakit ini dapat menyerang berbagai kelompok usia, terutama kelompok usia produktif, dan lebih berbahaya dalam kondisi tertentu seperti terpaparnya asap atau gas beracun dan buruknya kualitas udara akibat polusi di kota-kota besar.
Polusi udara dapat meningkatkan risiko pneumonia hingga dua kali lipat, terutama karena nitrogen dioksida, salah satu komponen utama dalam udara yang tercemar, telah terbukti secara signifikan mengurangi sistem pertahanan pernapasan.
Dalam kondisi tertentu seperti penyakit hati kronis, penyakit paru kronis, merokok, atau kecanduan alkohol pada orang dewasa, risiko terkena pneumonia semakin tinggi.
Dr. dr. Sukamto Koesnoe, Ketua Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI, menyarankan pentingnya kebijakan vaksinasi perusahaan, terutama vaksinasi pneumonia, untuk meningkatkan kesehatan karyawan dan mendukung target kesehatan Indonesia yang lebih baik.
“Satgas Imunisasi dengan senang hati mendukung individu atau perusahaan yang ingin melindungi karyawan mereka dari gangguan pernapasan, termasuk dengan vaksinasi pneumonia. Hal ini sangat relevan untuk perusahaan yang beroperasi di lingkungan industri atau pekerjaan yang meningkatkan risiko penyakit pernapasan,” katanya.
Di sisi lain, dr. Richard Santoso, Direktur Medis Pfizer Indonesia, menggarisbawahi pentingnya vaksinasi dalam melindungi diri dari pneumonia, terutama dalam mencegah infeksi oleh bakteri pneumokokus pada manusia.
Ia menjelaskan, “Pneumonia dapat mengakibatkan alveoli (kantung udara) di paru-paru terisi cairan atau nanah, yang dapat menghambat pernapasan. Oleh karena itu, kami mendukung upaya perusahaan untuk memastikan kesehatan karyawan dan mencegah gangguan pernapasan yang dapat mengganggu produktivitas kerja.”
Data dari MercerMarshBenefit menunjukkan peningkatan kasus pneumonia sebesar 56,9 persen (dewasa) dan 88,1 persen (anak-anak) antara semester I 2023 dan semester I 2022. Ardianto Utomo, VP Employee Health & Benefit Marsh McLennan Indonesia, berharap C-Suite Breakfast Dialogue dapat memberikan informasi yang komprehensif kepada Direktur SDM tentang implementasi vaksinasi pneumonia di tempat kerja.
“Semoga langkah awal ini dapat membawa perubahan positif yang meningkatkan kesejahteraan karyawan dan perusahaan di masa depan. Saat ini, banyak tempat kerja yang rentan terhadap polusi dan zat kimia, dan jika ditambah dengan jam kerja yang berlebihan dan gaya hidup yang tidak sehat, risiko infeksi pernapasan semakin tinggi,” tambahnya.
Semua pihak yang terlibat dalam C-Suite Breakfast Dialogue berharap bahwa hasil diskusi ini akan membuka peluang bagi perusahaan di berbagai sektor industri untuk lebih memahami pentingnya vaksinasi pneumonia.
Acara ini juga diharapkan dapat mendorong kerja sama antara berbagai pihak untuk menciptakan solusi yang transformatif dan berkelanjutan dalam menciptakan dunia yang lebih sehat bagi semua individu. (hdl)