Yogyakarta (pilar.id) – Terhanyut aku akan nostalgia, saat kita sering luangkan waktu, nikmati bersama, suasana Jogja. Penggalan lirik lagu Yogyakarta karya Kla Project ini berhasil menarik perhatian pengunjung yang tengah berwisata di sepanjang Jalan Malioboro pada gelaran perdana Gumaton Art Street di kawasan tersebut, Kamis (17/11/2022) malam.
Gumaton atau Tugu Malioboro Kraton merupakan agenda Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Taman Budaya Yogyakarta yang menampilkan Kesenian-kesenian tradisi se-DI Yogyakarta di sepanjang Jalan Malioboro.
Acara ini merupakan insiasi Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X yang disajikan di enam titik sepanjang Jalan Malioboro, antaranya di depan BPD DIY Malioboro, Teras Malioboro 2, di depan DPRD DIY, Pintu Barat Kepatihan, di depan Benteng Vredeburg, serta di depan Museum Sonobudoyo.
Adapun kesenian yang diikuti 20 pelaku seni yang terbagi di enam titik tersebut, diantaranya seperti seni paguyuban angguk putri, sanggar sekar saraswati, jathilan incling krido budoyo, sanggar swastiastuti, 21 campursari, jogja pantomime abis, akustik, band-band, dan sajian menarik dari pelaku seni lainnya.akustik, band-band, dan sajian menarik dari pelaku seni lainnya.
Salah satu pengunjung asal Jepara, Nabila Aini menyebut kegiatan ini sangat meriah dan dapat menjadi alternatif melepas penat setelah berbelanja di Malioboro. Menurutnya, Malioboro, khususnya Yogyakarta selalu punya caranya sendiri untuk membuat pendatang betah berlama-lama di tempat ini.
“Seru banget, kayak gado-gado semua kesenian ada mulai tradisional sampai musisi akustik. Menariknya tiap tempat (di sepanjang jalan Malioboro) saat tadi jalan paling ujung sana sampai sini ada dan semua menampilkan kesenian yang berbeda-beda,” ungkapnya. (riz/hdl)