Jakarta (pilar.id) – Joao Pedro hanya bermain tidak lebih dari 3 menit di laga play-off Piala Dunia Qatar 2022 antara Itali melawan Makedonia Utara. Namun, hingga 5 hari berselang setelah laga tersebut, ia masih belum bisa tidur dengan tenang.
Kegagalannya membawa Itali menang lawan Makedonia Utara masih menghantui hari-hari striker Cagliari ini. Ia pun menjadi salah satu saksi dari gol penyerang sayap klub liga Arab Saudi, Al-Fahya Aleksandar Trajkovski di menit 90+2.
Itali gagal melangkah ke babak play-off selanjutnya untuk bertemu dengna Portugal karena kalah dengan Makedonia Utara dengan skor tipis 0-1. Kekalahan yang pahit dan ironis. Sebab, dengan hasil tersebut, Juara Piala Eropa 2020 ini gagal melaju ke putaran Final Piala Dunia selama dua edisi berturut-turut.
Semua pemain dan official dari Timnas Itali mungkin saat ini mengalami hal yang sama dengan Pedro. Namun, yang lebih menyakitkan adalah, Pedro gagal membawa Itali lolos melawan tim yang jauh lebih lemah, tepat di laga debutnya membela Gli Azzurri.
Pertandingan pertamanya bersama Timnas Itali ini tentu akan selalu terkenang dan tak pernah terlupakan, mungkin, sepanjang hidupnya nanti. Di sisi lain, kegagalan ini juga menjadi waktu yang tepat bagi Itali untuk kembali melakukan evaluasi dan menyiapkan diri di kompetisi-kompetisi selanjutnya.
“Kami sekarang harus fokus kembali ke jalur. Tentu saja, kami harus membenarkan kesalahan dan langsung mulai membangun kembali. Membangun kembali selama empat tahun itu sulit, tapi itu satu-satunya hal yang bisa kami lakukan,” ungkap Pedro.
Pedro juga merasa sedih karena ia baru bisa bergabung dengan Itali pada babak play-off. Sebabnya, ia baru saja mendapatkan izin setelah selesai mengurus kepindahan warga negara dari Brasil ke Itali.
Apalagi di usia yang sudah memasuki 30 tahun, Pedro juga tak akan bisa memastikan sampai kapan ia bisa terus membela Gli Azzuri di partai internasional.
“Semua orang ingin menjadi bagian dari proyek ini untuk kembali memanjat ke atas. Saya tahu mungkin ini adalah pertandingan terakhir saya, tapi itu tetap merupakan kenikmatan dan sebuah kehormatan,” terang Pedro. (fat)