Malang (pilar.id) – Hujan lebat yang terjadi di Kabupaten Malang bagian selatan, hingga saat ini telah menyebabkan delapan desa dari lima kecamatan di wilayah tersebut mengalami bencana banjir. Bahkan, di beberapa desa, ketinggian air sudah mencapai 2 meter.
Dari delapan desa terdampak banjir tersebut, hingga saat ini penanganan optimal oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang baru bisa dilakukan di Desa Sitiarjo karena akses jalannya masih dapat dijangkau. Sedangkan untuk desa-desa lain baru akan dilanjutkan pada Selasa (18/10/2022).
Akibat bencana banjir tersebut, lebih dari 600 keluarga saat ini sudah dievakuasi dan diungsikan. Sehingga, masyarakat terdampak banjir tersebut saat ini membutuhkan bantuan berupa makanan siap saji, air mineral serta kebutuhan dasar lainnya.
menyatakan bahwa warga terdampak banjir di wilayah Kabupaten Malang bagian selatan membutuhkan makanan siap saji dan sejumlah kebutuhan dasar lainnya.
“Untuk saat ini, warga yang terdampak membutuhkan makanan siap saji atau snack yang bisa dimakan tanpa diolah, air mineral, peralatan kebersihan dan kebutuhan dapur umum,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan, Senin (17/10/2022) malam.
Berdasarkan data sementara, delapan desa dari lima kecamatan yang terdampak banjir di wilayah Kabupaten Malang adalah Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading, Desa Purwodadi dan Desa Pujiharjo Kecamatan Tirtoyudo.
Kemudian, Desa Sitiarjo, Desa Sidoasri dan Desa Tambakrejo di Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Desa Sumbermanjing Kulon Kecamagtan Pagak dan Desa Sumberoto di Kecamatan Donomulyo. Ketinggian air bervariasi hingga dua meter.
Rencananya, pada Selasa (18/10/2022), sejumlah tim akan digerakkan menuju ke Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading, Desa Purwodadi dan Desa Pujiharjo Kecamatan Tirtoyudo. Selain itu, alat berat juga akan dikerahkan ke tiga desa tersebut.
“Kami sedang fokus di Desa Purwodadi, Desa Pujiharjo dan Desa Lebakharjo. Tidak mengabaikan wilayah lain yang mengalami longsor, tapi tiga titik itu mendesak. Untuk daerah banjir, tidak ada laporan adanya korban jiwa,” katanya.
Wilayah Desa Sitiarjo merupakan salah satu area yang memiliki potensi terjadinya banjir pada saat terjadi hujan dengan intensitas tinggi. Pada pertengahan September 2022, setidaknya ada puluhan rumah di Desa Sitiarjo yang terdampak banjir akibat hujan intensitas tinggi.
Banjir yang terjadi di wilayah tersebut disebabkan adanya hujan dengan intensitas tinggi, ditambah air pasang pasang air laut. Hujan intensitas tinggi menyebabkan muka air di Sungai Desa Kedung Banteng tercatat mengalami kenaikan hingga empat meter.
Dengan kenaikan tinggi muka air tersebut, juga menyebabkan hilir pada Sungai Panguluran Dusun Krajan Tengah, Desa Sitiarjo meluap dan menyebabkan banjir di wilayah tersebut. (fat)