Surabaya (pilar.id) – Sebanyak 22 mahasiswa Universitas Kristen (UK) Petra Surabaya jurusan arsitektur semester 6 mengikuti Servis Learning (SL) di Desa Mojotrisno, Jombang yang bekerjasama dengan Komunitas Sahabat Bambu.
Dalam kegiatannya, seperti yang disampaikan oleh koordinator program joint workshop, Bram Michael Wayne, bila kegiatan ini sudah dilakukan seminggu lalu dengan mahasiswa terlebih dahulu mendesain bangunan yang ingin dibangun di Desa Mojotrisno.
“Kita disini sudah ada seminggu lalu, mahasiswa sudah membuat 5 karya desain bangunan dan yang dipilih oleh warga yaitu desain bernama Sekala,” ujarnya.
Ia menambahkan Sekala merupakan singkatan dari Sentra Edukasi Batik Warna Alam, yang merupakan perwujudan fasilitas pendukung dari desa Mojotrisno yang dijadikan sentra batik di Jombang pada Desember lalu.
“Dari desain itu kita akan wujudkan menjadi bangunan aslinya, yang pengerjaannya juga dibantu oleh komunitas Sahabat Bambu dari Jogja,” terangnya.
Tak hanya itu, pada program SL yang diadakan tiap semester ini juga mengadakan workshop mengenai pelenturan bambu yang akan dijadikan bangunan Sekala, oleh komunitas Sahabat Bambu kepada para mahasiswa arsitektur, pada Sabtu (21/05/2022).
“Bangunan Sekala ini nanti akan berbentuk seperti daun, jadi melengkung. Maka kita buatlah workshop ini ke teman-teman mahasiswa, agar mereka berpartisipasi dalam membangun gazebo yang akan dijadikan tempat berkumpul para warga ini,” jelas Bram Michael Wayne yang juga sebagai dosen arsitek di UK Petra Surabaya.
Dalam workshopnya, Joko Purnomo selaku koordinator lapangan dari komunitas Sahabat Bambu ini, menunjukkan kepada mahasiswa serta kepada wartawan mengenai cara melenturkan bambu agar dapat dibentuk serupa daun.
“Untuk melenturkan bambu, kita harus potong bersegmennya tak boleh sampai putus. Bambu cocok digunakan untuk bangunan yang bersifat santai dan menyatu dengan alam, apalagi disini banyak sekali bambunya,” ujar Joko sembari mengajarkan mahasiswa mengenai teknik pelenturan bambu.
Adanya pembangunan tempat berkegiatan yang ditarget 3 hari ini, warga menilai senang dengan terbangunnya fasilitas tersebut, seperti yang disampaikan oleh Iis ia menilai ide dari mahasiswa Petra patut diapresiasi.
” Ini baru pertama kali oleh Petra, ide-idenya masuk sekali, kita disajikan 5 karya yang tersebar di seluruh desa dan warga memilih sendiri desain bangunan. Kami warga akan menjaganya,” ujar Iis yang juga merupakan perangkat desa di Mojotrisno, Jombang.
Adanya pembangunan semacam gazebo ini, Aurelia Agraputri mahasiswa arsitektur UK Petra berharap dapat dipakai secara baik dan bertanggungjawab oleh warga setempat untuk dijadikan pendukung kegiatan desa Mojotrisno.
“Harapannya bisa terwujud tempat multifungsi yang dipakai warga untuk mengembangkan lagi desanya, yang saat ini sudah menjadi centra batik di Jombang,” harap Aurelia. (jel/hdl)