Jakarta (pilar.id) – Ibu hamil seringkali mengalami mual, terutama pada saat mengandung anak pertamanya. Hal itu rupanya dikarenakan oleh proses pembuahan atau bersatunya embrio laki-laki dengan rahim perempuan.
“Begitu nempel di rahim, dia ada akarnya namanya plasenta,” kata Kepala Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo, di Jakarta, Selasa (2/8/2022).
Plasenta tersebut, lanjut Hasto, mengeluarkan hormon yang disebut dengan chorionic gonadotropin. Hormon tersebut beredar ke seluruh tubuh melalui darah dan dikeluarkan lewat air seni.
“Tapi ternyata plasenta ini juga membuat mual-mual. Ada yang nggak mual tapi sedikit sekitar 15 persen,” kata mantan Bupati Kulon Progo itu.
Pada bulan-bulan pertama, ibu hamil masuk dalam tahap penyesuaian sehingga sering mengalami kondisi yang tidak nyaman. Selain mual, ibu hamil biasanya ditandai dengan kondisi badan yang lemas, pusing, pegal pada pinggang, dan sering kencing.
“Itu tanda-tanda hamil muda,” kata dia.
Menurut Hasto, meski mengalami kondisi yang kurang nyaman tapi tidak disarankan untuk minum obat terlalu sering. Sebab, hal itu malah akan membahayakan untuk kandungannya.
“Setiap gejala itu jangan dimintakan obat sama dokter,” pesan dia.
Menariknya, Hasto juga memaparkan, sekitar 3-5 persen perempuan Indonesia kecanduan rokok. Padahal, paparan nikotin dan asap rokok, termasuk minum obat sembarangan seperti antasida dapat memperlambat pertumbuhan bayi dalam kandungan.
“Awal lebih sensitif, karena pembentukan organ. Semua dibuat pada bulan pertama dan kedua (kandungan). Makanya ini justru ini fase yang sangat berbahaya,” kata dia.
Hasto juga menegaskan hubungan intim suami-istri pada saat sedang mengandung akan memperkuat bayi merupakan rumor yang salah. Meski ia tak melarang hubungan seks saat istri mengandung, tapi disarankan untuk menghindarinya.
“Kalau sudah terlanjur tidak ada mules dan keluar darah, insya Allah aman. Istirahat saja,” tandasnya. (ach/hdl)